Stok air bersih dunia juga akan mengalami penurunan karena mencairnya es di kedua kutub.
Bagi negara-negara di kawasan Pasifik yang saat ini sudah merasakan dampak dari peningkatan suhu global ini, gagalnya menurunkan peningkatan suhu di bawah 1.5oC akan meningkatkan peluang terjadinya peningkatan permukaan air laut.
Saat ini saja banyak daratan di kawasan pasifik sudah tenggelam akibat peningatan permukaan air laut ini.
Upaya Menurunkan Emisi CO2
Para ilmuwan sepakat bahwa upaya dunia untuk menjaga peningkatan suhu global di bawah 1.5oC hanya dapat dilakukan dengan cara mengeluarkan gas CO2 dari atmosfir. jIka hal ini gagal dilakukan maka suhu global akan terus meningkat.
Di masa puncak pandemi Covid-19 sebenarnya emisi CO2 di menurun dengan tajam karena penurangan aktivitas manusia dimuka bumi ini. Namun tentunya hal ini tentunya tidak berkelanjutan karena peningkatan aktivitas manusia meningkat lagi setelah pasca puncak dan emisi CO2 kembali meningkat tajam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerapan emisi CO2 yang terjadi di daratan jauh lebih efektif jika dibandingkan dengan penyerapan emisi di laut (17% vs 4%).
Di daratan hutan tropis memegang peran yang sangat vital dalam penyerapan emisi CO2 ini. Namun efisiensi penyerapan emisi ini akan berkurang dengan meningkatnya suhu global.
Data emisi CO2 yang disampaikan di pertemuan iklim global COP27 yang saat ini sedang berlangsung di Mesir menunjukkan fluktuasi. Sebagai gambaran jika data dipilah berdasarkan negara maka emisi CO2 yang terjadi di Tiongkok menurun namun sebaliknya yang terjadi di India terus meningkat.
Penurunan emisi CO2 Tiongkok kemungkinan besar disebabkan oleh pembatasan aktivitas selama pandemi dan diperkirakan akan kembali meningkat tajam.