Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Kolagen Protein Super antara Mitos dan Kenyataan

7 November 2022   05:13 Diperbarui: 7 November 2022   06:53 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cermatlah sebelum memutuskan untuk mengkonsumsi dan mengunakan kolagen. Photo:fabfitfun.com 

Banyak tentunya diantara kita yang pernah mendengar dan  mengetahui kalogen utamnya yang berfungsi untuk perawatan kesehatan kulit yang ditengarai berkhasiat mencegah penuaan.

Kalogen memang tergolong dalam protein super multifungsi, namun  banyak laim  produsen supelemen kolagen yang belum sepenuhnya dapat dibuktikan secara ilmiah.

Peran Kolagen

Peran vital kolagen dalam tubuh  kita memang sudah tidak usah dipertanyakan lagi karena tanpa adanya kolagen maka sel sel akan tidak berbentuk demikian juga dengan pembuluh darah kita yang akan hancur jika tidak ada kolagen.

Kolagen memang menjadi perhatian khusus para peneliti karena peran dan fungsinya yang sangat menonjol jika dibandingkan protein lain yang ada dalam tubuh manusia.  Oleh sebab itu tidak berlebihan jika kolagen merupakan bintang dari sekitar 20.000 protein yang ada dalam tubuh manusia.

Sebagai gambaran hampir 30% dari protein yang ada dalam tubuh kita adalah kolagen dengan berbagai varian nya. Berdasarkan hasil penelitian ada sekitar 28 jenis kolagen yang memiliki fungsi yang berbeda beda, seperti misalnya kolagen tipe 1 yang umumnya ditemukan di kulit kita.

Ada juga kolagen tipe 2 yang umumnya ditemukan pada tulang rawan yang tentunya berfungsi sangat vital bagi pergerakan persendian.

Fungsi kolagen ternyata tidak hanya menjaga keutuhan struktur sel namun berfungsi juga dalam mendistribusikan sinyal antar sel di dalam tubuh kita, sehingga memungkinkan sel sel dapat berkomunikasi dan bersinergi.

Disamping itu peran kolagen juga sangat vital dalam memperbaiki kerusakan sel dan jaringan dalam tubuh kita dan berperan juga dalam sistim kekebakan tubuh kita.

Dengan sederetan fungsi kolagen tersebut,  maka tidak heran jika selama ini para praktisi kesehatan menggunakan bahan bahan berbasis kolagen untuk mengontrol pendarahan dan mengobati luka dan luka bakar.

Fungsi kolagen yang sangat luar biasa ini tentunya tidak lepas dari struktur protein kolagen yang sangat unik yang berbentuk panjang, lurus serta tipis yang membentuk fibril.

Dengan struktur proteinnya yang sangat unik ini maka kolagen dapat menjaga integritas sel dan menyatukan sel dengan sel lainnya, merekatkan tulang dan membentuk tulang rawan serta tendon.

Pada kulit kita kolagen berfungsi untuk memberikan kekuatan dan elastisitas sehingga kulit terlihat menjadi kenyal dan lentur tan tampak awet muda.

Menurun Dengan Bertambahnya Usia

Namun sayangnya produksi kolagen ini secara alami mulai berkurang dengan bertambahnya  umur kita.

Puncak produksi kolagen dalam tubuh kita adalah pada periode anak anak sampai dengan umur 20 tahun.  Pada periode usia 20-30 tahun produksi kolagen ini secara alami akan berkurang di dalam tubuh kita.

Penurunan produksi kolagen dalam tubuh kita biasanya ditandai dengan  munculnya tanda tanda penuaan baik  secara eksternal, seperti kulit mulai berkerut, kendurnya perototan maupun secara internal misalnya gangguan pada persendian serta perapuhan tulang.

Berdasarkan hasil penelitian salah satu penyebab penurunan produksi kalogen akan dipercepat dengan gaya hidup yang buruk  seperti merokok, minum alkohol yang berlebihan, paparan sinar matahari,  mengonsumsi makanan tinggi gula dan makanan olahan.

Untuk menutupi kekurangan kalogen  akibat  penurunan produksinya biasanya dilakukan dengan mengkonsumsi mengkonsumsi supplemen kalogen yang banyak beredar  namun harganya tentunya tidaklah murah.

Suplemen kalogen biasanya tersedia dalam bentuk  bubuk kolagen, permen karet, kapsul, dan minuman, bahkan kini sudah tersedia kopi yang mengandung kalogen.

Jika disimak lebih dalam lagi maka kita akan mendapatkan kenyataan bahwa klaim  yang dilakukan oleh produsen suplemen kolagen ini seringkali berlebihan dan kurang didukung oleh buti ilmiah. 

Kalaupun kali mini disertakan hasil penelitiannya, maka hasil penelitian ini biasanya dilakukan oleh lembaga peneliti milik perusahaan atau  yang berafiliasi dengan perusahaan tersebut.

Salah satu pangsa terbesar dari produk kalogen ini adalah kalogen untuk perawatan  kulit pencegah penuaan kulit.

Banyak produsen ternama dunia mengkliam bahwa produk kalogen yang diproduksinya  dapat membantu menghaluskan kulit, menambah volume rambut dan bahkan memperkuat kuku.  Namun seperti yang telah dibahas sebeumnya bukti ilmiah dari klaim tersebut belum menyakinkan.

Penuaan kulit tidak dapat diatasi dengan penggunaan suplemen kolagen tanpa disertai dengan pola hidup sehat. Photo:  Flickr from Lilly John 
Penuaan kulit tidak dapat diatasi dengan penggunaan suplemen kolagen tanpa disertai dengan pola hidup sehat. Photo:  Flickr from Lilly John 

Hal lain yang perlu diperhatikan terkait supplemen kalogen ini adalah mengkonsumsi kalogen tidak akan dapat banyak membantu jika tidak disertai dengan pola hidup sehat seperti cukup tidur dan tidak merokok.

Salah satu target pengguna supelemen kalogen yang saat ini sedang diteliti adalalah kelompok manula.

Biasanya kelompok manula utamanya kelompok di atas  70 tahun sangat rentan terhadap jatuh yang dapat mengakibatkan trauma kepala dan patah tulang.

Hal ini disebabkan karena  pada rentang usia tersebut produksi kalogen di dalam tubuh berkurang drastis, sehingga kondisi perototan tidak lagi selentur ketika masih pada usia muda.  Disamping itu dengan bertambahnya usia persendian menjadi  semakin kaku.

Berdasarkan hasil penelitian pemberian suplemen kalogen pada kelompok manula selama 4 bulan dapat meningkatkan fungsi otot sehingga mengurangi resiko tersandung dan jatuh.

Dosis suplemen kalogen maksimal yang dapat dikonsumsi per hari adalah maksimum 15 gr.  Pembatasan konsumsi kalogen per hari ini terkait erat dengan sifat dari kalogen itu sendiri. Molekul kalogen tergolong besar sehingga membutuhkan waktu untuk dipecah oleh tubuh kita.

Kelebihan mengkonsumsi kalogen ini dapat berdampak negatif seperti menyebabkan gangguan pencernaan, kembung, sakit kepala dan kelelahan.  Disamping itu pada orang tertentu mengkonsumsi suplemen kalogen ini dapat menimbulkan alergi.

Hasil penelitian juga membuktikan bahwa klaim  bahwa kalogen dapat membantu mengurangi bahkan menyebuhkan osteoarthritis masih belum didukung bukti ilmiah.

Kalogen memang tergolong protein super multi guna yang memiliki dampak positif dan negatif bagi kesehatan kita.

Jika kita memutuskan tidak ingin mengkonsumsi supermen kolagen maka konsumsilah bahan makanan berikut yang telah dibuktikan secara ilmiah mengandung kolagen seperti, ikan, daging ayam, daging merah, telur, produk susu, leguminosa dan kedelai.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan bahwa produksi kolagen dalam tubuh manusia memerlukan mineral zinc  dan juga vitamin C. Sehingga disamping mengkonsumsi bahan makanan di atas kita juga perlu mengkonsumsi buah buahan dan sayuran.

Hal lain yang perlu diperhatikan  adalah mengkonsumsi suplemen kalogen tidak akan berdampak instan dalam memperbaiki persendian, perbaikan drastis pada kekenyalan kulit, menambah  volume rambut dan memperkuat dan mempercantik kulit, karena efek dari kolagen ini akan terjadi secara perlahan dan bersifat akumulatif.

Oleh sebab itu bijaklah dalam menggunakan  kolagen ini jika kita ingin mendapatkan fungsi positifnya dan juga kantong kita tidak bobol.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun