Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pertanian Terapung Penyelamat Rakyat Bangladesh

23 Oktober 2022   20:52 Diperbarui: 23 Oktober 2022   21:21 1554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil panen pertanian terapung. Photo:coolhunting.com 

Bangladesh merupakan salah satu negara di dunia yang sangat rawan akan bencana alam utamanya hujan deras yang mengakibatkan banjir.

Setiap tahunnya banjir besar secara rutin melanda Bangladesh yang tentunya akan sangat berpengaruh pada produksi pangan negara yang tergolong miskin dan rawan ini.

Di beberapa wilayah di Bangladesh ada area  daratan yang tergenang air lebih 8-10 bulan setiap tahunnya, sehingga lahan pertanian Bangladesh yang semakin sempit ini jika tidak menerapkan teknologi bercocok tanam yang ekstrim yang beradaptasi pada kondisi setempat akan meningkatkan kerawanan pangan negara ini.

Pertanian Terapung

Dalam situasi yang tidak menguntungkan ini ternyata sudah lebih dari 200 tahun nenek moyang orang Bangladesh menerapkan teknologi pertanian terapung untuk wilayah yang sudah menjadi langganan banjir dan genangan air.

Teknologi pertanian terapung ini memang sangat dirasakan manfaatnya oleh petani   Bangladesh karena setiap tahunnya lahan pertanian mereka tergenang air rata rata 5 bulan.

 Teknologi pertanian terapung ini memang tergolong sederhana namun merupakan teknologi  tepat guna yang sangat bermanfaat sebagai solusi para petani di wilayah banjir.

Teknologi ini pada dasarnya merupakan pembuatan rakit terapung dengan bahan eceng gondok yang banyak ditemukan di  Bangladesh.

Rakit terapung dibuat dengan bahan dasar batang eceng gondok. Photo: Getty Images  
Rakit terapung dibuat dengan bahan dasar batang eceng gondok. Photo: Getty Images  

Batang eceng gondok dianyam membentuk rakit untuk selanjutnya difungsikan sebagai pengganti lahan para petani yang tergenang, sehingga selama musim genangan air para petani masih memiliki hasil pertanian untuk memberi makan keluarganya dan menjual sebagian hasil pertaniannya.

Sayangnya biaya pembuatan satu rakit terapung ini memang meningkat tajam tahun lalu harga 1 rakit eceng gondok ini  hanya  sekitar Rp. 250 ribu, namun kini sudah mencapai Rp 1 juta.

Pembuatan rakit terapung yang panjangnya sekitar 6 meter dan lebar 1 meter ini  biasanya memerlukan waktu sekitar 2 bulan.

Biasanya para petani menggabungkan beberapa rakit terapung ini untuk lahan pertanian mereka. Rakit terapung ini memerlukan pengantian setiap 3-4 bulan.

Petani Bangladesh memelihara dan menyiram tanaman di rakit terapung. Photo: Reuters. 
Petani Bangladesh memelihara dan menyiram tanaman di rakit terapung. Photo: Reuters. 

Bola bola bibit ditumbuhkan sebelum ditanam di rakit terapung. Photo: Fahmida Akter  
Bola bola bibit ditumbuhkan sebelum ditanam di rakit terapung. Photo: Fahmida Akter  

6.000 petani kini menerapkan pertanian terapung di Bangladesh. Photo: Haseeb Irfanullah 
6.000 petani kini menerapkan pertanian terapung di Bangladesh. Photo: Haseeb Irfanullah 

Tanaman yang ditanam harus dibuat bola bola bibit sebelum ditanam di atas rakit terapung yang berbahan eceng gondok ini.

Berbagai macam tanaman dapat ditanam di lahan pertanian terapung ini seperti sayuran dan buah-buahan, mentimun, lobak, pare, pepaya, dan tomat.

Hasil panen pertanian terapung. Photo:coolhunting.com 
Hasil panen pertanian terapung. Photo:coolhunting.com 

Salah satu keunikan pertanian terapung ini adalah  tidak digunakannya pestisida oleh petani sehingga produknya lebih ramah lingkungan dan lebih bersahabat bagi kesehatan.

Situasi Semakin Memburuk

Menurut catatan pemerintah Bangladesh sudah ada sekitr 280 hektar pertanian terapung di wilayah Barat Daya Bangladesh dan setiap 5 lahun luasan pertanian terapung ini meningkat dua kali lipat.

Dengan situasi perekonomian Bangladesh yang tegolong sebagai negara miskin ini pertumbuhan jumlah petani terapung sangat tajam.  Sebagai contoh 5 tahun yang lalu jumlah petani yang memanfaatkan pertanian terapung ini hanya 4.500 orang, namun kini jumlahnya sudah mencapai 6.000 petani.

Peningkatan ini tentunya tidak terlepas dari iklim Bangladesh yang semakin tidak menentu yang membuat permukaan air  laut meningkat dan datangnya musim hujan semakin tidak menentu.

Berdasarkan Indkes Resiko Iklim Global tahun 2021 yang dikeluarkan Germanwatch,  Bangladesh yang merupakan negara kawasan delta terbesar di dunia ini menempati peringkat ke tujuh sebagai negara yang paling terdampak perubahan lingkungan global.

Dalam situasi perubahan iklim global yang semakin memburuk ini bedasarlan laporan Asia Development Bank tahun 2021, Bangladesh tercatat sebagai negara  yang rawan banjir bandang dan sungainya mengalami erosi yang parah.

Sekitar 25% penduduk Bangladesh yang berjumlah 165 juta jiwa menempati wilayah pesisir yang setiap tahunnya terancam peningkatan permukaan air laut akibat perubahan  iklim global.

Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Dana Moneter Internasional tahun 2019 lalu, naiknya permukaan air laut yang sangat agresif ini membuat negara ini kehilangan wilayah daratannya sekitar 17% sekaligus kehilangan produksi pangannya pada tahun 2050 mendatang.


Betapapun beratnya berkerja  dan bercocok tanam dengan menggunakan sistem pertanian terapung ini, namun betani Bangladesh tidak memiliki pilihan lain untuk bertahan hidup di tengah tengah perekonomian Bangladesh dan perubahan iklim global yang semakin memburuk ini.

Rujukan : Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, Delapan, Sembilan, Sepuluh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun