Gonjang ganjing pengurangan subsidi BBM yang berkibat pada kenaikan harga BBM di Indonesia memang masih terasa sampai sekarang.
Hal ini dapat difahami karena BBM menyangkut hajat hidup orang banyak dan juga akan berdampak langsung pada sektor lainnya, seperti kenaikan harga barang dan jasa,
Mungkin sebagian dari kita ada yang bertanya tanya bagaimana sistem penentuan harga BBM di negara lain? Apakah sama dengan di Indonesia? Apakah harga BBM juga naik?
Mari kita ambil contoh negara tetangga terdekat kita yaitu Australia agar kita dapat memahami  lebih jelas mengapa subsidi BBM yang tidak tepat sasaran terjadi dan upaya pemerintah untuk mengurangi subsidi ini.
Bagaimana Harga BBM Ditentukan?
Perbedaan yang paling mendasar dengan Indonesia adalah pemerintah Australia tidak mengatur harga BBM dan hal ini terjadi sejak tahun 1998 lalu. Pemerintah Australia hanya mengatur seberapa besar pajak BBM yang harus disetor ke pemerintah.
Artinya harga BBM di Australia sepenuhnya diatur oleh pemasok, pengecer  dan ditentukan oleh harga pasar.
Dalam kondisi seperti ini pengecer berwenang  menerapkan kebijakan  harga BBM  yang dinamakan dengan siklus  harga BBM  yang tidak terkait dengan perubahan biaya di level  pemasok.
Dengan menggunakan sistem siklus harga  ini  harga  bahan bakar akan  terus turun pada suatu periode sebelum mengalami kenaikan yang  tajam. Durasi siklus harga BBM ini  bervariasi untuk setiap negara bagian namun  biasanya berkisar antara 13-38 hari.
Menurut Australian Competition and Consumer Commission (ACCC) harga bahan bakar di Australia sangat tergantung pada  4 faktor yaitu : perubahan harga minyak di pasaran dunia, nilai dollar Australia terhadap dollar Amerika, tingkat persiangan  di berbagai wilayah  serta keputusan penentuan harga oleh pemasok dan pengecer BBM.
Kebijakan Pemerintah
Dalam upaya untuk mengurangi beban masyarakat Australia akibat  peningkatan biaya hidup, inflasi dan resesi yang melanda dunia, sejak Bulan Maret 2022 lalu pemerintah Australia ketika masih di bawah pemerintahan Scott Morison  mengambil kebijakan untuk memberikan diskon pajak BBMsebesar 50%
Dengan adanya dikon  pajak BBM  50% ini,  maka setaip kali warga Australia mengisi BBM, maka uang yang diterima pemerintah dari pajak BBM ini berkurang separuhnya dari 42.2 sen AUD$ (sekitar Rp. 4,161.29)  per liter menjadi hanya 22.1 sent ( atau sekitar Rp. 2,179.25) saja per liternya.
Periode dikson pajak BBM ini hanya berlaku selama 6 bulan saja dan akan berakhir pada tanggal 29 September mendatang.
Sebagai gambaran harga BBM Â (95RON)di Australia untuk setiap liternya berkisar antara AUD $2.02 Â (sekitar Rp. 19,918.96) Â di South Australia sampai dengan AUD$ 2.13 (atau setara Rp 21,003.66) Â di Tasmania
Jadi sebenarnya dengan kebijakan ini harga BBM tidak turun namun pemerintah Australia membantu masyarakat dengan cara pengurangan pajak BBM nya saja
Membebani Anggaran
Kebijakan untuk mengurangi beban masyarakat Australia dengan cara memotong pajak BBM sebesar 50%  ini  memang sangat membantu masyarakat di tengah tengah himpitan meningkatnya biaya hidup.
Namun sayangnya kebijaan ini membuat anggaran pemerintah Australia terbebani karena pendapatan dari pajak BBM ini mencapai AUD $ 5.8 milyar per tahunnya atau setara dengan Rp. 57,193,063,979,999.99 (57,2 triltun) menjadi tergerus.
Kebijakan  yang membebani anggaran Australia ini membuat Australia mengalami masalah pengaturan anggaran untuk pembayaran utang akibat kenaikan suku bunga.
Oleh sebab itu tidak heran jika Perdana Meteri Australia saat ini Albanese memutuskan bahwa periode pemotongan pajal BBM sebesar 50% akan berakhir pada tanggal 28 September 2022 mendatang.
Sebagai dampak dari kebijakan baru ini tentukan harga BBM akan mengalami kenaikan dan  membuat masyarakat Australia berpikir keras untuk mencari cara bagaimana  mengurangi pengeluaran nya untuk keperluan BBM ini.
Belanja BBM
Sebagai gambaran seberapa besar masyarakat Australia  untuk mengalokasikan biaya hidupnya untuk BBM ini, ABC Australia telah melakukan survey yang cukup representative.
Hasil survey ini menunjukkan bahwa 46% masyarakat Australia menghabiskan  sebesar AUD$91-$160 (setara dengan Rp 897,339.45 -- Rp. 1,577,739.70)  setiap bulannya dan ada sebanyak 17% masyakat Australia mengeluarkan dana sebanyak lebih dari USD$191 (atau setara dengan Rp. 1.883.426.76)  setiap bulannya.
Sebagai gambaran rataan pendapatan masyarakat Australia per bulannya adalah sebesar UAD$ 7,450 (atau setara dengan Rp. 73,463,504.59), sedangkan gaji pemula adalah AUD$ $68,784 (atau setara dengan (Rp. 56,519,025.30)
Prediksi kenaikan harga BBM di Australia dalam beberapa hari ke depan tentunya akan menjadi beban tersendiri bagi masyarakat Australia karena  mau tidak mau masyarakat harus menyisihkan pendapatannya untuk keperluan BBM yang menunjang aktivitas kesehariannya.
Disamping itu tentunya biaya angkutan umum juga otomatis akan meningkat. Apabila harga BBM di pasaran dunia bergejolak maka tentunya harga BBM di Australia juga akan bergejolak.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H