Dengan adanya dikon  pajak BBM  50% ini,  maka setaip kali warga Australia mengisi BBM, maka uang yang diterima pemerintah dari pajak BBM ini berkurang separuhnya dari 42.2 sen AUD$ (sekitar Rp. 4,161.29)  per liter menjadi hanya 22.1 sent ( atau sekitar Rp. 2,179.25) saja per liternya.
Periode dikson pajak BBM ini hanya berlaku selama 6 bulan saja dan akan berakhir pada tanggal 29 September mendatang.
Sebagai gambaran harga BBM Â (95RON)di Australia untuk setiap liternya berkisar antara AUD $2.02 Â (sekitar Rp. 19,918.96) Â di South Australia sampai dengan AUD$ 2.13 (atau setara Rp 21,003.66) Â di Tasmania
Jadi sebenarnya dengan kebijakan ini harga BBM tidak turun namun pemerintah Australia membantu masyarakat dengan cara pengurangan pajak BBM nya saja
Membebani Anggaran
Kebijakan untuk mengurangi beban masyarakat Australia dengan cara memotong pajak BBM sebesar 50%  ini  memang sangat membantu masyarakat di tengah tengah himpitan meningkatnya biaya hidup.
Namun sayangnya kebijaan ini membuat anggaran pemerintah Australia terbebani karena pendapatan dari pajak BBM ini mencapai AUD $ 5.8 milyar per tahunnya atau setara dengan Rp. 57,193,063,979,999.99 (57,2 triltun) menjadi tergerus.
Kebijakan  yang membebani anggaran Australia ini membuat Australia mengalami masalah pengaturan anggaran untuk pembayaran utang akibat kenaikan suku bunga.
Oleh sebab itu tidak heran jika Perdana Meteri Australia saat ini Albanese memutuskan bahwa periode pemotongan pajal BBM sebesar 50% akan berakhir pada tanggal 28 September 2022 mendatang.
Sebagai dampak dari kebijakan baru ini tentukan harga BBM akan mengalami kenaikan dan  membuat masyarakat Australia berpikir keras untuk mencari cara bagaimana  mengurangi pengeluaran nya untuk keperluan BBM ini.
Belanja BBM
Sebagai gambaran seberapa besar masyarakat Australia  untuk mengalokasikan biaya hidupnya untuk BBM ini, ABC Australia telah melakukan survey yang cukup representative.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!