Sebagai contoh para peneliti menemukan semut  dari genus Strumigenys, yang dicirikan dengan bagian mulutnya yang panjang dan berduri yang digunakan untuk berburu invetebrata kecil.
Jika dilihat dari wilayah penyebarannya maka jumlah semut yang ditemukan di wilayah tropis lebih banyak jika dibandingkan dengan wilayah lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian benua Afrika adalah wilayah yang paling banyak semutnya jika dibandingkan dengan benua lainnya, namun sayangnya masih banyak hal yang belum terungkap dari keberadaan semut di benua ini.
Makhluk Sosial yang Bermanfaat
Semut pada umumnya hidup berkoloni yang jumlahnya dapat mencapai jutaan dalam satu koloni. Di dalam koloni ini semut terbagi dalam beberapa kelompok berdasarkan peranya seperti  pekerja, tentara dan ratu.
Semut  pekerja semuanya betina dan bertugas untuk  merawat ratu yang ukuran tubuhnya lebih besar.  Semut pekerja juga bertugas memelihara keturunannya, memelihara sarang dan mencari makan.
Hal lain yang sangat unik dari dunia persemutan ini adalah semut jantan setelah mengawini ratu maka akan mati.
Keberadaan makhuk kecil ini di muka bumi memang sangat vital karena semut memiliki fungsi untuk mendaur ulang nutrisi, terlibat dalam proses dekomposisi, penyebaran benih dan menyuburkan tanah.
Kita dapat membayangkan berapa julah bahan organik yang diangkut, dibuang dan diadur ulang serta yang dimakan oleh sebanyak 20 quadrillion semut yang ada di muka bumi ini.
Dengan jumlahnya yang sangat fantastis ini para ilmuwan memperkirakan bahwa  total biomassa semut mencapai  12 megaton karbon kering. Jumlah ini melebihi gabungan biomassa burung liar dan mamalia dan sama dengan 20% biomassa manusia.
Semut yang terkadang membuat jengkel kita ini ternyata memiliki peran yang sangat vital  dalam ekosistem.