Diharapkan setelah mengikuti kegiatan MBKM ini, peserta yang berjumlah 25 orang yang berasal dari FAPET, FMIPA dan FPIK IPB ini dapat merintis usaha baru dalam bidang persuteraan alam.
Menuju Kemandiran SeratÂ
Kegiatan pengembangan galur sintetik ulat sutera non murbei Samia ricini ini diharapkan dapat bergulir dengan cepat yang diawali dengan pembentukan 5 koperasi peternak dan pengrajin di wilayah Kulon Progo Yogyakarta dan selanjutkan akan dikembangkan di wilayah lainnya.
Ke depan galur sintetik yang telah dihasilkan ini akan dikembangkan lebih luas lagi dengan bekerjasama dengan pemerintah Propinsi DIY dan pemerintah Kabupaten Malang.
Jika nantinya ulat sutera Samia ricini ini sudah dikembangkan di seluruh wilayah Indonesia maka langkah ini akan dapat mengurangi ketergantungan Indonesia akan impor benang sutera mentah dari negara lain yang tentunya dapat mengemat devisa.
Disamping itu melalui budidaya Samia ricini ini peternak yang tergabung dalam koperasi diharapkan dapat meningkatkan taraf hidupnya dengan memanfaatkan galur unggul yang telah dikembangkan.
Program aplikasi riset ini diharapkan akan membawa Indonesia menuju era kebangkitan peternak dan kemandiran serat nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H