Sampai saat ini belum ada satupun anggota kerajaan yang kini tengah menikmati manisnya buah kolonialisme yang meminta maaf secara terbuka atas penderitaan banyak orang akibat praktek kolonialisme monarki  Inggris ini.
Jejak sejarah dan masa kelam yang diakibatkan oleh Monarki Inggris ini masih tampak jelas di berbagai negara bekas jajahan Inggris.
Sebagai contoh negara kepulauan Barbados Kiribia pada bulan lalu telah memutuskan hubungannya dan ikatan bathinnya sebagai "negara bekas jajahan Inggris" dan berusaha melupakan masa lalunya yang kelam.
Keputusan Barbabos untuk melepaskan keterikannya dengan koloni Inggris ini tentunya didasari  atas realita yang dialami oleh masyarakatnya di masa kolonial.
Bagaimana mungkin suatu negara yang rakyat menderita akibat kolonialisme kerajaan Inggris ini masih tetap memiliki ikatan historis yang kelam dan memalukan.
Selain Barbados sampai saat ini sudah ada 14 negara yang memutuskan ikatannya sebagai negara bekas jajahan Inggris yang dikenal dengan Commonwealth Countries.
Skandal Anggota Kerajaan
Disamping sejarah kelam kolonialisme, kemelut, dinamika dan prilaku  keluarga kerajaan Inggris juga mendapat  sorotan tajam.
Kematian Putri  Diana yang sampai sekarang belum terungkap masih menimbulkan spekulasi bahwa Putri Diana meninggal terkait skenario besar  pembunuhan tingkat tinggi yang sangat tragis.
Penyelidikan  kematian Putri Diana jika diteruskan lebih lanjut diperkirakan akan membuka aib keluarga kerajaan.
Demikian juga Pangeran Andew yang kini menghilang beritanya di tengah tengah tuduhan skandal sex yang melibatkan banyak gadis gadis dan juga keterkaitannya dengan tokoh pedofil.