PBB juga telah berkomitmen memberikan bantuan sebesar US 3 juta untuk membantu Pakistan menanggulangi banjir ini untuk mengatasi masalah kesehatan, pangan, air bersih bagi korban banjir.
Perdana Menteri Pakista Bhutto Zardari yang merupakan putra mantan Perdana Manteri Pakistan Benazir Bhuto yang tewas dibunuh memperkirkaan bahwa dana yang dibutuhkan untuk mengatasi banjir akan melebihi angka US$4 milyar.
Hal yang lebih dikhawatirkan adalah situasi yang lebih buruk yang akan dihadapi oleh Pakistan pasca banjir ini. Banjir besar ini telah mengancam pertanian Pakistan yang berarti akan berdampak pada keamanan pangan negara ini.
Di tengah tengah krisis pangan dunia akibat perang Rusia dan Ukrainia, Pakistan sudah dipastikan akan mengalami dampak yang lebih besar lagi akibat kekurangan pangan.
Ke depan tentunya Pakistan harus membangun infrastrukturnya yang hancur akibat banjur dan juga infrastruktur baru untuk mencegah terulangnya banjir besar ini. Namun pada saat kritis seperti ini kemampuan ekonomi Pakistan justru berada diambang kebangkrutan.
Sebagai gambaran sampai saat ini jumlah jalan yang hancur akibat banjir ini mencapai 3.100 km.
Pakistan merupakan salah satu contoh tragis negara yang ketahanan ekonomi dan politiknya sangat lemah, sehingga ketika datang bencana alam yang tidak terduga akan meluluhlantakkan negara ini.
Masa depan Pakistan memang dipenuhi dengan ketidakpastian dan apa yang menimpa negara ini dapat saja terjadi pada negara lain.
Ketika rakyat lapar maka negara akan bergejolak dan ketidakstabilan politik sudah dapat dipastikan akan melanda Pakistan yang akan membuat negara ini akan semakin terpuruk.
Ketahanan ekonomi dan ketahan politik merupakan dua kunci utama bagi suatu negara agar dapat bertahan di tengah tengah ketidak pastian yang dihadapi dunia saat ini.