Salah satu kebutuhan mendesak dari para korban banjir ini adalah pasokan makanan, karena sudah berhari-hari penduduk di beberapa wilayah yang terdampak tidak memiliki makanan.
Pengerahan sebanyak 6.500 tentara untuk membantu mengatasi dampak banjir ini tampaknya masih jauh dari memadai karena besarnya skala bencana ini.
Bantuan Internasional walaupun terlambat kini mulai berdatangan. Sebagai contoh bantuan dari Turki dan Uni Emirat Arab sudah mulai menyalurkan bantuan tenda, makanan dan kebutuhan lainnya.
Namun melihat dari skala banjir kali ini diperlukan solidaritas internasional untuk membantu rakyat Pakistan karena kemampuan negara ini untuk mengatasi banjir sangat terbatas.
Krisis Politik dan Ekonomi
Keterbatasan Pakistan dalam menanggulangi bencana ini tidak lepas dari krisis politik dan ekonomi yang melanda negara yang kemerdekaannya hampir bersamaan dengan Indonesia ini.
Pemakjulan Perdana Menteri Pakistan yang lama Imran Khan yang merupakan bintang olahraga kriket ini masih menyisakan masalah besar, karena pendukungnya yang cukup besar masih melakukan perlawanan.
Pergolakan politik ini tentunya membuat pemerintah yang berkuasa saat ini tidak stabil.
Krisis eknomi yang melanda Pakistan saat ini sudah masuk dalam tahap kritis karena jika tidak segera diatasi negara ini akan mengalami kebangkrutan seperti yang dialami oleh Sri Langka.
Oleh sebab itu, tidak heran jika International Monetary Fund's (IMF) setelah melalui diskusi yang sangat alot akhirnya menyetujui untuk memberi pinjaman sebesar US$1,17 milyar untuk mengatasi krisis ekonomi ini.