Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Kerikil Tajam Diplomasi Joe Biden di Timur Tengah

17 Juli 2022   08:12 Diperbarui: 18 Juli 2022   06:40 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kasus pembunuhan ini sempat membuat kekosongan politik antara Amerika dengan Arab Saudi, namun karena masalah lonjakan harga minyak saja akhirnya Joe Biden memutuskan untuk bertemu dengan Pangeran MBS walaupun menguntang kritik di dalam negeri Amerika.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya tujuan utama dari kunjungan Joe Biden ini adalah untuk membujuk agar Arab Saudi dapat meningkatkan produksi minyaknya secara signifikan untuk menekan kenaikan harga minyak dunia yang tidak terkendali sebagai dampak perang Rusia dan Ukraina.

Namun tampaknya keinginan Joe Biden ini tidak akan terwujud, karena Pangeran MBS menyatakan bahwa Arab Saudi hanya akan meningkatkan produksi minyaknya secara terbatas, yaitu maksimum 13 juta barel per hari yang tentunya tidak akan berpengaruh besar dalam menurunan harga minyak dunia.

Keputusan Pangeran MBS ini memang dapat dimengerti karena Arab Saudi dan negara pengahasil minyak lainnya juga harus melindungi kepentingan dalam negerinya dalam krisis global yang sedang melanda dunia ini.

Sikap negara teluk yang akan bekerja sama dengan negara di kawasan teluk dan Amerika selama tidak mencampuri urusan dalam negeri menegaskan kembali bahwa diplomasi gaya kobori Amerika tidak dapat diterima di kawasan teluk.

Situasi politik di kawasan Timur Tengan akhir-akhir ini secara perlahan memang membaik. Hal ini utamanya disebabkan karena beberapa negara Timur Tengah telah mencairkan hubungannya dengan Israel, sehingga paling tidak mengurangi ketegangan di wilayah ini.

Sehingga tanpa kehadiran Amerika pun negara-negara dikawasan ini secara perlahan bekerja sama untuk meningkatkan stabilitas politik dan keamanan di wilayah ini.

Namun demikian masalah pendudukan Israel di tanah Palestina tetap saja menjadi bara api yang setiap saat akan berkobar. Jadi selama pendudukan Israel ini berlanjut maka ketidakstabilan di kawasan ini akan terus terjadi.

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa perang Rusia dan Ukraina ini berdampak pada ketahanan pangan dunia termasuk di kawasan Timur Tengah. Lonjakan harga bahan bakar dan pangan membuat ketahanan pangan negara-negara di kawasan teluk dan Afrika ini mulai goyah.

Amerika memang berkomitmen untuk mengguyur bantuan sebesar US$1 miliar dalam bentuk bantunan pangan untuk negara-negara Timur Tengah dan di Afrika yang terdampak.

Namun jumlah ini tidak seimbang dengan komitmen bantuan yang diberikan oleh negeri kawasan teluk ini yang mencapai US$ 3 miliar dalam membantu ketahanan pangan untuk negara miskin di kawasan ini dan juga kawasan Afrika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun