Bagi Lembaga keuangan internasional, Sri Langka tidak lagi merupakan negara yang layak untuk diberi pinjaman karena  hampir tidak ada lagi jaminan negara ini dapat membayar kembali pinjamannya.
Saat ini negara  donor kini juga mengalami kesulitan ekonomi akibat meningkatnya harga BBM dan kebutuhan pokok akibat dari perang Rusia dan Ukraina.
Kalaupun masih ada negara donor yang dapat membantu Sri Langka untuk dapat bertahan jumlahnya sudah dipastikan sangat sedikit.
Situasi ini diperburuk dengan adanya gelombang protes masyarakat yang semakin terhimpit dan lapar yang memicu krisis politik.
Sudah lebih 2 bulan terakhir ini para penunjuk rasa  menduduki jalan masuk ke kantor presiden  Sri Langka dengan tuntutan pengunduran diri presiden Gotabaya Rajapaksa karena dianggap menjadi biang kerok krisis ekonomi di negara ini akibat salah mengurus pekonomian dan juga korupsi yang merajalela.
Hari ini pengunjuk rasa sudah menduduki halaman istana presiden  untuk menuntut pengunduran diri Gotabaya Rajapaksa.