Embrio yang memasuki tahap awal ini yang dikenal dengan blastosis selanjutnya dikeluarkan isinya dan digani tdengan sel diploid yang dipanen dari sel kulit ekor tikus yang telah dikeringkan.
Selanjutnya sel yang telah mengalami penggantian isi nya ini ditanamkan pada rahim tikus dan menghasilkan tikus yang diberi nama Dorami yang diambil dari nama robot dalam cerita manga Doraemon.
Dorami ternyata bukanlah satu satunya tikus yang dihasilka, namun ada 74 tikus lainnya yang berhasil dihidupkan kembali dengan menggunakan sel kulit kering yang diambil dari bagian ekor ini.
Hal yang juga menggembirakan adalah ketika tikus tikus hasil kloning ini dikawinkan ternyata menghasilkan keturunan sebagaimana tikus normal lainnya.
Dorami tikus betina hasil kloning ini setelah dikawinkan dengan tikus jantan normal berwarna putih ternyata berhasil menghasilkan anak anak normal yang berwarna coklat.
Membuka Cakrawala Baru
Hasil penelitian ini dinilai akan memberikan manfaat yang sangat besar dalam bidang konservasi untuk menghidupkan kembali spesies yang telah punah namun masih memiliki spesimen keringnya di laboratorium ataupun di museum.
Teknologi terbaru ini juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan populasi hewan yang kini terancam punah untuk dapat diperbanyak jumlahnya melalui program kloning ini.
Teknologi terbaru ini dinilai memberikan harapan baru karena sel kulit relatif lebih mudah untuk dikeringkan dan disimpan jalam jangka waktu yang sangat lama dengan biaya penyimpanan yang murah.
Seperti yang kita ketahui bahwa langkanya hewan membuat keragaman genetiknya juga menurun dan pada umumnya menyebabkan perkawinan sedarah atau yang dikenal dengan inbreeding yang dapat berujung pada penurunan kualitas hidup suatu spesies yang mempercepat kepunahan.