Pasar global ganja ke depan diperkirakan akan terus membesar dan diperkirakan akan mencapai US$195.5 milyar pada tahun 2028 mendatang. Jadi tidak heran bagi sebagian orang maupun negara  bisnis ganja ini sangat  menggiurkan.
Bisnis ganja legal ini memang  menarik beberapa negara di dunia untuk melegalkan tanaman ganja ini.
Pertama di Asia
Salah satu negara di kawasan Asia yang kini melegalkan penanaman ganja untuk kebutuhan pengobatan tradisional dan kuliner adalah Thailand.
Memang masih menjadi tanda tanya besar terkait sikap pemerintah Thailand terhadap ganja ini terkait penyalah gunaannya.Â
Jika dilihat dari tujuan legalisasi ini maka penggunaan ganja untuk rekreasi dan kesenangan masih dalam area abu abu yang lebih  mengarah pada pelonggaran  aturannya.
Langkah yang diambil oleh Thailand ini memang mengejutkan dunia  karena Thailand akan tercatat sebagai negara pertama di Asia  yang melegalkan penanaman ganja.
Dalam sejarahnya  sebelumnya Thailand merupakan salah satu yang paling ketat dan keras dalam menerapkan hukuman pagi pengguna ganja.
Perubahan sikap pemerintah Thailand dari semula memusuhi  menjadi bersahabat dengan ganja ini kemungkinan besar memiliki tujuan untuk memulihkan kembali dan meningkatkan industri pariwitasanya yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.
Sebagai langkah awal melegalkan penanaman ganja ini,  pemerintah Thailand dengan undang-undang  barunya menghilangkan pasal-pasal yang terkait dengan ganja sebagai tanaman yang dilarang yang apabila dilanggar akan memiliki konsekuensi hukum.
Dengan aturan baru ini,  bahkan tahanan yang terkait dengan kasus penggunakan illegal ganja akan segera dibebaskan dan sejarah kriminal nya terkait penggunaan ganja ini  juga akan dihapus.
Tujuan di balik Legalisasi
Langkah yang dilakukan oleh Thailand ini memang sangat drastis karena disamping merubah undang undang, juga disertai  dengan  promosi penanaman ganja  secara luas termasuk membagi bagikan 1 juta tanaman ganja pada masyarakat untuk ditanam dan dikembangkan untuk tujuan pengobatan dan kuliner.
Tujuan utama dari pembagian tanaman  ganja ini adalah meningkatkan penghasilan masyarakat karena misalnya sepotong ayam goreng yang dibumbui dengan ganja harganya mencapai US$12 yang tentunya sangat jauh harganya dengan ayam goreng biasa.
Tanda tanda legalisasi ganja oleh pemerintah Thailand dini  sudah mulai tampak di tahun 2021 lalu  ketika pemerintah mengumumkan bahwa setiap keluarga yang menginginkannya  dapat menamam ganja sebanyak 6 pohon untuk dijual hasilnya untuk memenuhi kebutuhan ganja untuk rumah sakit, Lembaga penelitian dan kebutuhan kosmetik serta  kuliner.
Langkah yang diambil oleh pemeritah Thailand ini memang cukup mencengangkan karena pemerintah yang berkuasa saat ini yang didominasi oleh militer ternyata memiliki cita cita untuk menjadikan Thailand sebagai pusat produksi dan distribusi ganja di kawasan Asia utamanya di Asia tenggara.
Pelonggarana penanaman ganja di Thailand ini memang masih ada pembatasan. Salah satu pembatasannya adalah ekstrak ganja harus mengandung kadar tetrahydrocannabinol (THC) di bawah 0.2 %, sedangkan  untuk produksi besar harus mendapat ijin dari pemerintah.
Dengan legalisasi penanaman ganja ini maka di Thailand tananam ganja kini  tidak ada bedanya dengan tanaman  cabe, bawang dan sayuran  lainnya.
Hanya dalam waktu singkat setelah  aturan penanaman  dan bisnis ganja ini dilegalkan, sudah banyak perusahan  di Thailand yang bergrak dalam bisnis ganja dan produk ini sudah masuk dalam bursa efek.
Thailand tercatat sebagai negara pertama di Asia Tenggara yang melegalkan ganja untuk pengobatan sejak tahun 2018.
Promosi  legalisasi ganja oleh  pemerintah Thailand ini boleh disebut  besar besaran  karena lebih menonjolkan sisi positifnya dari ganja, bahkan pemerintah Thailand menyebutkan bahwa kebijakan baru ini merupakan hadiah bagi masyarakat Thailand.
Pemerintah Thailand juga telah membangun klinik pengobatan di Bangkok yang menggunakan ganja sebagai penghilang rasa sakit untuk penderika kanker, epilepsi dan gejala kalianan kejiwaan dan kegelisahan.
Mengganggu Stabilitas Regional
Seperti yang telah diuraikan di atas, legalisasi penanaman ganja untuk skala rumah tangga ini memang menyisakan sisi abu-abu yaitu penggunaan ganja untuk keperluan rekreasi dan kesenangan yang memiliki dampak sosial bagi masyarakat terkait kecanduan zat psikotropika yang dikandung ganja.
Walaupun sudah ada aturan bahwa rumah tangga yang akan menanam ganja harus mendaftarkan diri, namun aturan ini tentunya sangat rawan disalah gunakan untuk tujuan lain selain pengobatan dan kuliner.
Di lapangan memang akan sangat sulit untuk mengontrol apakah tanaman  ganja yang dilegalkan ini hanya diperuntukkan untuk pengobatan dan kuliner semata.  Tentunya akan sangat  mudah disalah gunakan untuk keperluan lainnya.
Jadi sangat mungkin bahwa produksi tanaman ganja di Thailand ini dapat mengalir secara legal maupun illegal ke negara tetangga di kawasan Asia utamanya Asia Tenggara.
Langkah yang diambil oleh pemeritah Thailand ini tentunya akan berdampak juga pada negara tetangga baik di Asia Tenggara maupun di Asia yang masih memiliki aturan sangat ketat terhadap penggunaan ganja ini.
Sebagai contoh Indonesia, Malaysia, dan Singapura masih memiliki aturan yang sangat ketat terhadap penggunaan ganja ini.
Legalisasi ganja di Thailand ini tentunya akan mengubah peta keamanan regional yang selama ini sudah terjalin terkait kerja sama interpol penanggulangan penggunaan narkoba secara illegal karena tidak menutup kemungkinan ganja yang diproduksi di Thailand akan mengalir secara illegal ke negara tertangga.
Menurut catatan beberapa negara yang melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan rekreasi dan kesenangan antara lain Meksiko, Amerika Serikat, Kanada, Uruguai  dan Afrika Selatan.
Tampaknya Thailand sedang dalam masa transisi untuk masuk kedalam kelompok negara yang akan melegalkan penggunaan ganja untuk rekreasi dan kesenangan karena akan terkait  langsung dengan peningkatan jumlah wisatawan yang akan berkunjung ke Thailand.
Pemerintah Thailand tampaknya  lebih berpikir fragmatis untuk melihat sisi menguntungkan saja dari bisnis global ganja ini dan ingin mengambil kesempatan ini untuk mendorong pertumbuhan perkonomiannya.
Dari segi bisnis sudah tentu kebijakan pemerintah Thailand ini tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing untuk menikmakti budaya, alam sekaligus kuliner ganja yang kini sudah dilegalkan.
Apakah langkah yang diambil oleh pemerintah Thailand ini akan sesuai dengan harapan dari legalisasi ganja ini, hanya waktu saja yang akan menentukan.
Yang jelas negara negara di kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia harus duduk bersama untuk mengantisipasi dampak dari legalisai ganja yang dilakukan di Thailand ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI