Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Ketika Bisnis Nasi Ayam Singapura Terancam

4 Juni 2022   09:23 Diperbarui: 10 Juni 2022   11:50 2234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi yang pernah melancong ke Singapura sudah pasti tau akan keberadaan nasi ayam  yang sangat digemari dan terkenal.

Nasi ayam memang tergolong kuliner yang tergolong sederhana, namun menggugah selera.  Dengan nasi yang diolah secara khusus sehingga menimbulkan wangi yang khas dan  dikombinasikan dengan potongan daging ayam berkulit dengan  rasa yang khas serta  porsi yang cukup besar menimbulkan sensasi rasa yang luar biasa.

Jadi tidak heran banyak sekali penggemar nasi ayam Singapura ini dan menjadikannya sebagai salah  satu signature dish Singapura.

Sensasi rasa ini bukanlah satu satunya yang menjadikan nasi ayam singapura ini terkenal, namun juga harganya yang sangat terjangkau. Satu porti nasi ayam standar rata rata dihargai sebesar Sin$4 atau sekitar Rp. 42 ribu.

Variasi Nasi Ayam. Photo: Wee Nam Kee Chicken Rice Restaurant   
Variasi Nasi Ayam. Photo: Wee Nam Kee Chicken Rice Restaurant   

Variasi nasi ayam. Photo: Loy Kee Best Chicken Rice 
Variasi nasi ayam. Photo: Loy Kee Best Chicken Rice 

Variasi nasi ayam. Photo: Pow Sing Restaurant  
Variasi nasi ayam. Photo: Pow Sing Restaurant  

Variasi nasi ayam: Photo: Chatterbox 
Variasi nasi ayam: Photo: Chatterbox 

Dengan porsi yang cukup besar dan lengkap,  para penikmat nasi ayam Singapura pastilah puas dengan harga yang terjangkau.

Bagi orang Singapurasendiri  nasi ayam merupakan masakan nasional yang  tidak dapat dilepaskan dari menu sehari hari.

Terancam

Dalam waktu dekat keberadaan nasi ayam  singapura yang dikenal dengan Ah Keat Chicken Rice terancam karena suplai daging ayamnya terganggu.

Salah satu negara pemasok ayam potong ke Singapura adalah Malaysia yang porsinya mencapai sepertiga dari kebutuhan ayam potong Singapura.

Dengan alasan untuk menjaga stabilitas pasokan daging ayam dalam negerinya,  mulai tanggal 1 Juni 2022 lalu Malaysia menyetop ekspor ayamnya sebesar  3,6 juta ekor per bulan.

Melonjaknya  harga kebutuhan pokok termasuk ayam potong tidak terlepas dari dampak perang Rusia dan Ukraina dan sangsi ekonomi yang sedang diterapkan oleh Amerika dan sekutunya.

Dalam kondisi seperti ini masing masing negara di dunia kini pada posisi mengamankan pasokan dalam negerinya.

Sebagai contoh selain Malaysia,  Indonesia juga melakukan pelarangan ekspor minyak goreng dan bahan baku sawit.  Demikian juga India yang menghentikan ekspor gula nya.

Penghentian pasokan ayam potong dari Malaysia ini tentunya akan mengganggu pasokan kebutuhan ayam potong Singapura. Kekurangan pasokan daging ayam  yang cukup besar ini tentunya akan berdampak dan mengganggu bisnis nasi ayam Singapura.

Nasi Ayam kuliner khas Singapura. Photo: thehoneycombers.com
Nasi Ayam kuliner khas Singapura. Photo: thehoneycombers.com

Singapura merupakan negara yang 90% kebutuhan pangannya  tergantung pada impor dari negara lain, sehingga jika ada gangguan pasokan maka tentunya akan mengganggu stabilitas pangan dalam negerinya.

Terkait  dengan sudah mulainnya beberapa negara menghentikan ekspor bahan pangannya ke Singapura, Perdana Menteri Singapura memang sangat khawatir karena jika banyak negara pemasok bahan pangannya, maka Singapura akan mengalami masalah besar.

Dalam hal ini Singapura memang memiliki uang untuk memberi bahan pangan, namun sedikit negara yang mau menjualnya karena sedang memfokuskan mengamankan bahan pangannya   untuk kebutuhan dalam negerinya.

Penghentian pasokan ayam potong dari Malaysia ini memang cukup mengkhawatirkan karena jumlahnya sangat besar dan diprediksi akan mengganggu bisnis nasi ayam ataupun kuliner lainnya.

Kebijakan Malaysia untuk menghentikan pasokan ayam potong memang baru berjalan beberapa hari, namun menurut laporan sudah memicu antrian panjang di kedai kedai nasi ayam di Food Court dan Hawker Centre di Singapura.

Kedai Nasi ayam di salah satu Food Court di Singapura. Photo: bbc.com 
Kedai Nasi ayam di salah satu Food Court di Singapura. Photo: bbc.com 

Penghentian pasokan ayam dari Malaysia ini tentukan memicu kenaikan  harga ayam yang kini sudah mencapai 20%.

Sampai saat ini para pedagang nasi ayam masih belum mau menaikkan harganya karena ada kekhawatiran konsumennya akan berkurang jika harga dinaikkan. Namun tentunya hal ini tidak akan bertahan lama jika kekurangan stok daging ayam ini berlangsung lama.

Jika hal ini terjadi maka dapat diprediksi harga nasi ayam Singapura ini akan naik harganya sebesar 50% per porsinya.

Singapura memang sangat tergantung pada pasokan bahan pangan dari negara lain.  Gangguan pasokan ataupun kenaikan harga tentunya akan memicu inflasi.

Nasi ayam merupakan  salah satu contoh korban dari krisis pangan global ini yang diperkirakan akan berjalan cukup lama. Dalam situasi seperti ini nasib nasi ayam Singapura ke depan tentunya akan sangat tergantung pada perkembangan global.

Indonesia memang dapat mengambil kesempatan ini untuk mengkespor ayam potongnya ke Singapura, namun sayangnya biaya produksinya lebih tinggi sehingga harga jualnya lebih mahal jika dibandingkan dengan ayam potong dari Malaysia.

Sebagai gambaran Harga Pokok Produksi ayam potong di Malaysia sekitar Rp 14.000-15.000 per kilogram (kg), sementara di  Indonesia HPP Rp 16.000-17.000/kg.

Disamping itu jika salah perhitungan ekspor ayam potong ke Singapura dalam jumlah besar  akan mengganggu stok dalam negeri, sehingga akan berbuntut pada kenaikan harga ayam di Indonesia.

Kasus penghentian pasokan ayam potong dari Malaysia ini merupakan salah satu contoh pentingnya keamanan pangan bagi suatu negara.

Tidak ada negara yang sebelumnya pernah mengantisipasi terjadinya perang Rusia dan Ukraina ini yang memiliki efek domino dan berskala besar.

Ketika hal ini terjadi, maka hanya negara negara yang memiliki sistem ketahanan pangan nasional nya saja yang kuat yang akan bertahan.

Rujukan: Satu, dua, tiga, empat, lima

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun