Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Akankah Emmanuel Macron Jadi Korban Pertama Putin?

22 April 2022   08:30 Diperbarui: 23 April 2022   15:37 2422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Emmanuel Macron dan Marine Le Pen akan bertatung pada pilpres Perancis tanggal 24 April 2020 mendatang, Photo: CNN.

Tidak hanya sampai disitu saja, ketika Rusia menganeksasi Crimea, Marine Le Pen juga menyatakan dukungannya dengan menyatakan bahwa Putin memiliki hak untuk melakukan hal tersebut.

Di era kampanye tersebut dirinya juga bertemu dengan Putin dan menyerukan kepada Uni Eropa untuk menghentikan sangsi ekonomi pada Rusia.

Marine Le Pen juga berpendapat akhir akhir ini bahwa pemberian label Putin sebagai penjahat perang tidak perlu dilakukan karena justru akan mempersulit mencari pemecahan masalah konflik Rusia dan Ukraina ini.

Secara tegas Marine Le Pen menyatakan bahwa pengiriman senjata ke Ukraina akan menyerat Perancis dalam konflik Rusia dan Ukraina.

Jelas sekali bahwa Marine Le Pen akan membawa Perancis ke arah yang sangat berbeda dengan Macron karena dirinya menyatakan bahwa jika terpilih sebagai presiden Perancis akan menarik diri dari NATO dan memperbaiki hubungan dengan Rusia.

Secara gamblang Marine Le Pen dalam kampanye nya menyatakan bahwa dirinya menolak sangsi pada minyak dan gas Rusia karena hal ini akan meningkatkan biaya hidup masyarakat Perancis yang semakin sulit.

Perubahan sikap Marine Le Pen ini dianggap sebagai kematangan pribadi sekaligus juga kecerdikannya dalam membaca keinginan rakyat Perancis.

Rakyat perancis memang tidak setuju dengan invasi Rusia ini namun juga tidak ingin menjadi korban konflik ini karena meningkanya biaya hidup dan mengalirnya pengungsi ke Perancis.

Disinilah letak kecerdikan Marine Le Pen menggunakan isu konflik Rusia dan Ukraina ini dengan menawarkan solusi yang hampir mirip dengan strategi yang digunakan oleh Donald Trump dengan jargon "American first" nya, yaitu dengan mengedepankan kepentingan rakyat Perancis

Di lain pihak Macron justru mengambil arah yang berbeda dengan menyatakan bahwa pilpres ini merupakan refendum bagi kedaulatan negara Eropa dan pentingnya Perancis untuk tetap bersatu dalam payung Uni Eropa yang kuat.

Menurut Macron perang Rusia dan Ukraina membuat Perancis semakin kuat di panggung perpolitikan internasional.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun