Perang Rusia dan Ukraina kini sudah merembet kemana mana akibat skenario Amerika dan Uni Eropa yang secara membabi buta mengajak negara seluruh dunia untuk ikut berpartisipasi memberikan sangsi pada Rusia.
Bagi negara Timur Tengah yang lokasinya menang sangat jauh dari medan perang ternyata perang Rusia dan Ukraina ini berpengaruh langsung pada politik luar negerinya.
Ada dua hal penting yang menyebabkan mengapa negara Timur Tengah ini secara politik mau tidak mau akan terlibat.
Pertama negeri Teluk pernah  mengalami trauma perang serupa yang dikibarkan  oleh Amerika dan sekutunya yang menyebabkan kehancuran luar biasa di negeri negara teluk ini.
Trauma bagaimana Amerika melakukan pengeboman di Irak tanpa alasan yang jelas kecuali mengamankan suplai minyak nya masih memberkas sangat dalam.
Perang yang berkecamuk di Timur Tengah yang didalangi oleh Amerika tentunya membuat negara negara ini teringat pada perang masa perang yang pernah dialaminya bahkan sampai saat ini masih terus berlangsung.
Hal kedua yang menyebabkan negara teluk terlibat adalah upaya Amerika dan Uni Eropa untuk mengamankan  suplai minyaknya.
Seperti yang diketahui Rusia adalah salah satu produsen dan penyalur minyak terbesar ke Amerika dan Uni Eropa.
Perang Rusia dan Ukrainia menyebabkan harga minyak melambung tinggi dan menimbulkan kekhawatiran akan terhentinya suplai minyak dari Rusia ini. Oleh sebab itu secara politik cepat atau lambat negara teluk akan terimbas peralihan pasokan minyak ini.
Tidak banyak yang dapat memprediksi kapan dan bagaimana akhirnya  perang Rusia dan Ukraina ini, namun yang jelas perang ini akan merubah tatanan politik dan perekonomian dunia.
Sikap Politik yang Terpecah
Ada enam negara teluk yang masuk dalam forum yang dinamakan Dewan Kerjasama Teluk yang secara historis memilikiikatan dengan negara Barat namun juga memiliki hubungan yang baik dengan Rusia.
Tampak jelas sekali kehati hatian negara teluk ini dalam menyikapi perang Rusia dan Ukraina ini dan tentunya tidak mudah dikendalikan oleh Amerika dan sekutunya dalam menekan Rusia.
Pada bulan February lalu  memang semua negara teluk ini secara bulat mendukung resolusi mengutuk invasi Rusia  di Majelis Umum PBB, namun dengan berjalannya  waktu terjadi perpecahan sikap.
Kuwait tercatat sebagai salah  satu negara teluk yang secara tegas  menentang serangan Rusia ini.  Hal ini dapat dimengerti karena memang Kuwait memiliki sejarah panjang terkait kedekatannya dengan barat.
Disamping itu Kuwait pernah mengalami perang dengan adanya invasi Irak ke negaranya dan negara Barat lah yang menyelamatkan dan membebaskan Kuwait dari pendudukan Irak.
Dengan latar belakang sejarah ini Kuwait memilih jalan tegas untuk mendukung Barat dalam menyikapi perang Rusia dan Ukraina ini dan menetang serangan Rusia ke Ukraina.
Dilain pihak Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA)  lebih memilih untuk  berhati-hati  menjaga netralitas nya dalam perang Rusia dan Ukraina.
Secara politik luar negeri kedua negara teluk ini disamping memiliki hubungan dengan Barat, negara ini juga dekat dengan Rusia, Tiongkok dan India.
Dalam konflik ini kedua pimpinan negara teluk ini lebih memilih untuk berhati hati dalam menyikapi perang Rusia dan Ukraina ini untuk menjaga keseimbangan geopolitiknya.
Kedua negara ini memilih tidak menentang Rusia dan  terus memelihara hubungan baiknya dengan Rusia untuk menjaga keamanan, investasi dan perdagangannya dengan Rusia.
Sikap ini dapat dimengerti karena kedua negara ini enggan terlibat langsung dalam konflik ini karena secara politik  dan ekonomi kedua negara ini  juga tergantung pada Rusia.
Bahkan dalam perkembangannya UEA kini bergeser lebih memihak Rusia karena pertimbangan kepentingan perdagangnnya dengan Rusia dan mengingat posisi negara ini sebagai pusat komersil dan teknologi regional.
Salah satu yang menyebabkan negara  negara teluk ini tidak secara keras mengecam serangan Rusia ke Ukraina ini adalah rasa frustrasi yang luar biasa dengan Amerika dalam beberapa bulan terakhir ini karena penarikan pasukan Amerika dan hubungan politiknya dengan Amerika yang semakin mendingin.
Sikap yang diambil oleh Arab Saudi ini untuk tidak tunduk pada keinginan Amerika dapat saja  menimbulkan ketegangan baru antara Ameriak dan Saudi Arabia.
Sikap yang diambil oleh Arab Saudi ini dapat dimengerti karena Arab Saudi telah melakukan banyak sekali investasi dalam kemitraannya dengan Rusia, yang tentunya membuatnya Arab Saudi memilih mengambil langkah frakmatis untuk menghindari permusuhan dengan Rusia.
Sikap Arab Saudi, UEA dan Bahrain yang netral dalam perang Rusia dan Ukraina ini dapat diartikan sebagai langkah untuk menghindari ketidakstabilan dasar dan harga minyak.
Jelas sekali sikap yang diambil oleh Arab Saudi ini dalam konflik Rusia dan Ukrainia untuk menyenangkan Amerika dan tidak membuat marah Rusia. Arab Saudi tentunya berpikir sangat panjang tentang apa yang akan didapatkannya jika memusuhi Rusia dan mendukung Amerika.
Perang Rusia dan Ukraina bukanlah perang sederhana yang hanya terkait dengan  penaklukan Ukraina semata, namun akan berdampak besar karena  mengubah tatanan politik, perekonomian dan sosial global.
Negara Amerika dan Uni Eropa yang selama ini memperlakukan pengungsi dengan tidak  manusia akibat situasi politik di Timur Tengah yang kacau kini justtru mengalami dampak langsung dari perang Rusia dan Ukraina ini.
Jutaan pengungsi yang terus mengalir  ke negara negara tetangga ini memang tampaknya belum pernah terbayangkan sebelumnya.
Jika dulu jika mendengar kata pengungsi maka otomatis sikap dan pikiran Amerika dan negara Uni Eropa langsung tertuju pada  akibat konflik yang terjadi  di Afrika ataupun di Asia, kini pengungsi besar besaran justru terjadi di wilayah Eropa sendiri.
Syahwat politik Amerika dan Uni Eropa untuk menghadang kekuatan Rusia dengan cara menjadikan Ukraina sebagai umpannya dan merencanakan negara ini sebagai salah satu anggota NATO ternyata telah menimbulkan bencana besar bagi dunia dan nilai kemanusiaan.
Dalam setiap perang selalu ada pihak yang dirugikan dan tidak pernah ada pemenang sejatinya demikian juga dengan perang Rusia dan Ukraina ini.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H