Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran Berharga Dari Praktik Poligami di Papua New Guinea

24 Februari 2022   18:30 Diperbarui: 24 Februari 2022   19:22 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poligami masih marak di PNG sampai saat ini. Sumber: Oakland Institute  

Sebagai dampak dari hal ini akhirnya istri yang dipoligami harus bertahan hidup dengan bekerja keras untuk menghidupi keluarganya sendiri dengan jumlah anak yang banyak.

Berkembangnya jumlah anggota keluarga ini tentunya juga berdampak pada kekuarangan biaya untuk membeli makanan dan kebutuhan bahan pokok dan juga biaya sekolah anak seiring dengan semakin dewasanya anak anaknya.

Banyak  anak anak dari keluarga yang melakukan  praktik poligami ini akhirnya putus sekolah  ataupun tidak dapat meneruskan sekolah ke pendidikan yang lebih tinggi dan menerima nasib menghadapi masa depan yang semakin suram.

Setelah putus sekolah anak anak dari keluarga poligami ini harus bekerja mencari nafkah diusianya yang masih sangat muda yaitu pada kisaran usia 16-18 tahun untuk menyambung hidup dan mendukung  keluarganya.

Dalam situasi seperti ini banyak  anak anak dari keluarga yang mempraktikkan poligami mengalami stress dan depresi.

Istri dan anak dari keluarga poligami menjadi korban dan tidak memiliki hak apaun untuk menolak.  Dalam praktiknya bagi  pria yang melakukan poligami di PNG kewajibannya  lebih kepada memberi makan dan membiayai sekolah saja.

Jadi tidak jarang terjadi konflik di antara para wanita dan anak anaknya akibat ketidak adilan yang mereka terima yang tentunya akan berdampak besar pada kehidupan mereka.

Praktik poligami ini menimbulkan masalah sosial tersendiri karena memicu pertikaian dan bahkan pembunuhan dimana sering terjadi pembunuhan antar istri yang dipoligami.  Demikian juga ada  pria yang dibunuh oleh prerempuan akibat diduga memiliki hubungan ataupun kawin dengan perempuan lain.

Masalah sosial lainnya yang terjadi jika pria yang melakukan poligami meninggal dunia yang menyebabkan anak anaknya akan tersingkirkan dan kehilangan hak warisnya.

PNG memang dikenal sebagai salah satu negara yang tingkat keamanannya  sangat rawan. Praktik poligami ini ditengarai memicu timbulnya penculikan dan perdagangan manusia.

Menurut hasil penelidikan ABC Australia kejadian penculikan sering terjadi di jalan jalan di ibukota PNG Port Moresby. Target penculikan ini biasanya adalah wanita yang berumur sekitar 15 tahunan yang memasuki usia perkawinan dan dari kalangan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun