Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Permintaan Maaf Perdana Menteri Belanda terkait Kebrutalannya di Perang Kemerdekaan RI Cukupkah?

18 Februari 2022   16:03 Diperbarui: 18 Februari 2022   16:07 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Belanda memang akhirnya di tahun 1949 hengkang dari Indonesia namun luka  mendalam yang ditinggalkannya  akibat tindakan tentara Belanda ini masih membekas sampai sekarang.

Menurut   Frank van Vree professor ahli sejarah perang dari University of Amsterdam tentara Belanda secara brutal melakukan penangkapan, penyiksaan dan pembunuhan tidak saja pejuang kemerdekaan namun juga warga sipil

Terkait dengan kebrutalan tentara Belanda ini pengadilan Belanda telah memutuskan bahwa pemerintah Belanda  harus memberikan kompensasi kepada janda dan anak-anak pejuang Indonesia yang dieksekusi oleh pasukan kolonial.

Jika dilihat dari lini waktu maka dapat disimpulkan bahwa permintaan maaf perdana Menteri Belanda ini terkait erat dengan permintaan maaf raja Belanda Willem-Alexander pada bulan Maret tahun 2020 lalu ketika berkunjung ke Indonesia.

Cukupkan hanya minta maaf?

Permintaan maaf Raja Belanda dan kini Perdana Menteri Belanda terkait dengan kebrutalan tentara Belanda dalam perang kemerdekaan RI dapat dipandang sebagai fenomena gunung emas semata.

Permintaan maaf ini seharusnya sudah dialkukan sejak jaman dulu, tidak hanya pada penggalan sejarah perang kemerdekaan saja namun pada masa inti kekuasaan brutal pemerintah Belanda yang berlangsung selama 350 tahun.

Bagaimana kehancuran tatanan sosial, perpecahan, pengebirian pendidikan, penekanan mental dan pengerukan harta kekayaan Indonesia yang dilakukan oleh pemerintahan kolonial Belanda terjadi selama kurun waktu 350 tahun.

Bukan lagi menjadi rahasia umum Belanda yang sekarang ini dibangun sebagian  dari pengerukan kekayaan alam Indonesia. Kerakusan pemerintah kolonial Belanda memang sangat luar biasa dan   meninggalkan kesengsaraan rakyat Indonesia.

Salah satu politik pemerintahan kolonial Belanda yang masih berbekas sampai  saat ini adalah pembatasan pendidikan bagi pribumi untuk mengeliminasi benih benih perjuangan kemerdekaan.

Jadi tidak heran selama 350 tahun pribumi dilarang untuk mengenyam pendidikan tinggi agar tetap bodoh dan inferior terhadap bangsa penjajah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun