Kembalinya Joe Biden pada NATO setelah sebelumnya Trump berusaha keluar dari NATO menjadi pembeda yang jelas politik luar negeri antara Partai Demokrat dan Partai Republik.
Jadi apapun tindakan Rusia yang membuat reputasi Joe Biden jatuh akan menjadi poin positif bagi Trump yang berencana akan mencalonkan diri kembali menjadi presiden.
Partai Republik kini sedang memainkan isu kenaikan harga bahan bakar dan barang kebutuhan sehari-hari di masa pandemi ini untuk menyudutkan Joe Biden dan menggambarkan betapa buruknya Joe Biden menangani perekonomian Amerika.
Keadaan perkonomian Amerika sudah dapat dipastikan akan semakin memburuk jika akhirnya Rusia memutuskan melakukan invasi ke Ukraina yang akan membuat harga minyak dan bahan kebutuhan sehari hari di Amerika akan meningkat lebih tajam.
Saat ini popularitas Joe Biden hanya mencapai 41% saja dan invasi Rusia ke Ukraina tentunya akan secara tajam menurunkan popularitas Joe Biden.
Disamping itu hasil pooling yang dilaksnan bulan Januari lalu menunjukkan lampu merah bagi Joe Biden karena hanya mencapai 45% dari pemilih dari kalangan Demokrat yang akan memilih Joe Biden sebagai kandidat dalam pemilihan presiden di tahun 2024 mendatang. Artinya terdapat kemungkinan jika salah langkah Joe Biden akan berkuasa hanya 1 periode saja.
Joe Biden harus menyadari bahwa kali ini Amerika mendapat lawan yang sepadan yaitu Rusia yang tentunya di bawah pemerintahan Putin yang sangat popular ini tidak akan mudah tunduk pada Amerika.Â
Selama ini Putin telah membuat Amerika dan Joe Biden pusing karena tidak pernah dapat didikte oleh Amerika. Belum lagi kini Putin sudah mendekat dengan Tiongkok yang tentunya akan menggabungkan dua kekuatan besar yang membuat Amerika tambah pusing.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H