New Zealand di awal pandemi Covid-19 pernah digadang-gadang sebagai salah satu negara yang berhasil mengeliminasi penyebaran virus yang mematikan ini, namun keberadaan Omicron tampaknya menggoyahkan reputasi New Zealand.
Dalam menangani pandemi ini Perdana Menteri New Zealand, Jacinda Ardern memang menjadi komando langsung untuk menyelamatkan New Zealand dari amukan pandemi ini.
Namun tampaknya upaya keras yang dilakukan pemerintah New Zealand rupanya tidak cukup untuk menghadang varian baru Covid-19 ini yaitu Omicron masuk ke negaranya.
Omicron kini telah menyusup masuk ke New Zealand dan sudah menyebar di masyarakat. Oleh sebab itu sangat masuk akal jika Perdana Menteri New Zealand ini menyatakan bahwa negaranya dalam kondisi waspada penuh dan akan menerapkan pembatasan maksimal untuk menghadang Omicron ini.
Peningkatan kasus Omicron di New Zealand memang sangat cepat sehingga diperkirakan angkanya mencapai ribuan kasus dan terus meningkat dalam beberapa hari ke depan.
Angka penyebaran yang sangat cepat ini tentunya sangat mengkhawatirkan karena sebelumnya New Zealand pernah mencatat rekor bebas Covid-19 alias nol kasus.
Program vaksinasi merupakan salah satu yang terbaik di dunia dengan menggunakan jenis vaksin Pfizer.Â
Tingkat vaksinasi di New Zealand memang sudah sangat baik. Menurut catatan Kementerian Kesehatan persentase penduduk New Zealand usia di atas 12 tahun yang telah menerima vaksin dosis pertama mencapai 95% dan persentase yang telah menerima dua dosis mencapai 93%.
Hal ini menunjukkan program vasinasi dan juga jenis vaksin yang prima saja belumlah cukup untuk diandalkan dalam menahan gelombang baru pandemi ini tanpa disertai dengan kesadaran masyarakatnya untuk menjaga protokol kesehatan.
Kasus merebaknya Omicron di New Zealand dimulai dengan terjangkitnya 9 orang Covid-19 varian Omicron yang menghadiri acara resepsi perkawinan di Auckland dan juga menghadiri acara lainnya.
Dalam acara perkawinan ini ada sekitar seratus orang yang hadir, disamping itu pramugari yang pesawatnya ditumpangi oleh keluarga ini juga telah dinyatakan positif Omicron.
Dengan munculnya kasus ini pihak berwenang di New Zealand menyatakan bahwa telah terjadi transmisi lokal dan belum diketahui secara pasti seberapa besar penyebarannya.
Kasus pramugari yang telah dinyatakan positif ini tentunya menambah kekhawatiran baru bahwa virus Omicron sudah menyebar luas di masyarakat, karena sebelum terdeteksi positif pramugari ini telah melakukan tugas penerbangan beberapa kali yang dikhawatirkan menjangkiti pemumpang lainnya.
Mengingat besarnya ancaman ini Perdana Menteri New Zealand menyatakan bahwa negaranya kini dalam kondisi waspada penuh dan mengambil tindakan drastis.
Tindakan drastis ini berupa mewajibkan penggunaan masker, Bisnis dan sekolah masih tetap diperbolehkan beroperasi secara terbatas dengan pembatasan jumlah orang berkumpul.
Agar dapat memasuki tempat umum, orang sekarang diwajibkan untuk menunjukkan bukti sudah divaksin.
Perdana Menteri New Zealand juga konsekuen dengan keputusannya ini karena dirinya juga harus menunda acara perkawinannya dengan Clarke Gayford yang semestinya akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini.
Terkait dengan penundaan acara perawinannya ini Jacinda Ardern menyatakan bahwa dirinya juga merupakan bagian dari masyarakat dan tidak ada pengecualian. Menurutnya rakyat New Zealand terdampak besar akan pandemi ini. Oleh sebab itu rakyat New Zealand harus bersatu untuk mengantisipasi dan mencegah melonjaknya kasus Omicron yang sangat cepat di negeri ini secara bersama sama.
Saat ini penyebaran Omicron telah terjadi di lebih 80 negara, oleh sebab itu masuknya dan menyebarnya Omicron pada suatu negara hanya masalah waktu saja.
Oleh sebab itu bagi negara yang belum kemasukan Omicron, masih memiliki kesempatan untuk mempersiapkan diri dan melakukan tindakan cepat seperti melakukan vaksin pada anak anak dan melakukan booster.
Menyebarnya dengan cepat Omicron di New Zealand ini menunjukkan bahwa Omicron memiliki daya tular yang sangat cepat dan tidak mengenal batas negara. Oleh sebab itu jika tidak dapat diantisipasi dengan baik, maka gelombang pandemi akan terjadi lagi.
Peningkatan kembali kasus Covid-19 termasuk penyebaran varian Omicron mengindikasikan fase awal dari terjadinya kembali gelombang peningkatan kasus di Indonesia.
Sempat menurunnya kasus Covid-19 ini tampaknya membuat sebagaian masyarakat menganggangap bahwa pandemi Covid-19 sudah berlalu dan mereka abai dengan protokol kesehatan.
Ditempat umum sudah banyak masyarakat yang berkumpul dalam jumlah besar dan tidak menggunakan masker dan menjaga protokol kesehatan.
Di akhir tahun lalu tingkat hunian hotel sangat tinggi dan frekuensi rapat dan pertemuan offline sudah menggejala karena terkait dengan penyerapan anggaran di akhir tahun.
Perilaku seperti ini memang sangat mengkhawatirkan di tengah-tengah meningkatnya kembali angka penyebaran Covid-19 ini. Penyebaran kali ini tidaklah biasa karena ada unsur Omicron di dalamnya yang memiliki daya sebar yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan varian sebelumnya.
Keterlambatan masyarakat menyadari bahwa Covid-19 belumlah berakhir dan masih merupakan ancaman yang nyata, keterlambatan mengubah perilaku dan mengantisipasi penyebaran Omicron ini akan menjadi bencana baru bagi Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H