Bagi penggemar layar lebar tentunya akan mengenal sosok Sidney Poitier yang perannya  sangat apik dan  penuh warna dan makna.
Bintang film papan atas Hollywood yang merupakan bintang film kulit hitam pertama yang mendapat peran utama di dunia perfileman Amerika ini meninggal dunia kemaren pada usia 94 tahun.
Dalam perjalan karirnya di dunia layar lebar Sidney Poitier telah memerankan lebih dari 50 film dan juga menyutradarai 9 film yang beberapa diantaranya menghasilkan film yang membawa pesan yang sangat dalam.
Karir gemilangnya di dunia layar lebar ini menjadikan dirinya sebagai aktor kulit hitam pertama yang mendapatkan penghargaan di ajang paling bergengsi Oscar.
Peran dan warna filmnya sangat kental dengan  konflik  dan segregasi rasial yang terjadi di Amerika di era tahun 196o an. Oleh sebab itu, tidak heran jika beberapa filmnya menceritakan bagaimana konflik rasial dan diskriminasi terhadap kulit hitam ini berkontribusi pada pelakuan buruk pada ras minoritas.Â
Dalam filmnya the Heat of the Night, Sydney Poitier berperan sebagai Virgil Tibbs penyelidik kulit hitam untuk membongkar kejahatan rasial yang melibatkan hampir semua orang penting di kota tersebut termasuk oknum polisi.Â
Berkat kegigihannya masuk kedalam pekerjaan yang dinominasi kulit putih ini Sydney Poitier berhasil membongkar sindikat pembunuhan warga kulit hitam secara sadis sebagai bagian dari kebencian yang mendalam  dan politik  segregasi yang sangat keras terjadi saat itu.
Film lainnya yang dianggap meninggalkan legasi dan sarat akan pesan moral betapa buruknya dampak segregasi kulit hitam dan kulit putih diantaranya adalah To Sir, With Love. Di film tersebut Sydney Poitier berperan sebagai guru yang mengajar di London School.
Di film  Guess Who's Coming to Dinner yang sangat berkesan, Sydney Poitier berperan sebagai laki laki kulit hitam yang memiliki pacar kulit putih.
Legasi lain yang ditinggalkannya adalah ketika di tahun 1963 Sydney Poitier meraih best actor di ajang Oscar dalam film Lilies of the Field. Dalam film ini Sydney Poitier memerankan sebagai tukang yang membantu suster kulit putih berkebangsaan Jerman membangun gereja di padang pasir yang tandus.
Tanda tanda Sydney Poitier akan menjadi aktor papan atas yang perlu dipertimbangkan oleh bintang film lainnya sebenarnya mulai terjadi pada tahun 1958. Ketika itu peran apiknya di film The Defiant Ones membuat dirinya dinominasikan sebagai aktor terbaik di ajang Oscar.
Berbagai penghargaan bergengsi telah diraihnya seperti penghargaan the Life Achievement Award yang diberikan oleh the American Film Institute di tahun 1992.
Demikian juga di tahun 2002 dirinya diberi penghargaan honorary Oscar atas capaiannya yang luar biasa sebagai aktor dan juga sebagai insan manusia.
Sebagai sutradara Sydney Poitier di tahun 2014 meraih Best Director oleh Academy Awards.
Perjalanan Hidup yang penuh warna
Pahitnya segregasi rasial memang benar benar dirasakan oleh Sydney Poitier dalam kehidupan kesehariannya.
Sebagai contoh dirinya mengalami kesulitan ketika mencari rumah di Los Angeles dan juga merajalelanya sepak terjang Ku Klux Klan di era tahun 1964 yang diwarnai dengan pembunuhan pekerja sosial kulit hitam di Mississippi oleh kelompok rasis ini.
Sydney Poitier dilahirkan di Miami pada tanggal 20 February 1927 dalam kondisi situasi perekonomian keluarganya yang sangat sulit sebagai petani tomat. Di usianya ke 12 Sydney Poitier harus meninggalkan bangku sekolah untuk mendukung keluarganya mencari nafkah.
Pengalaman pahit kehidupannya inilah yang mungkin secara alami mengasah kemampuan aktingnya sehingga membuat dirinya tidak ragu memilih dunia akting lebagai jalan hidupnya.
Sydney Poitier yang memulai meniti karir nya di salah satu Theater Kulit Hitam ini akhirnya mendapat peran utama menggantikan pemeran utamanya Harry Belafonte yang sakit dalam film Days of Our Youth
Akting Sydney Poitier yang sangat apik dan cemerlang dalam film tersebut berhasil menghapus mitos yang ada saat itu  bahwa aktor kulit hitam hanya dapat memerankan peran sambilan saja seperti pembersih dan pemoles sepatu dan pembantu rumah tangga semata.
Sydney Poitier dalam perjalanan karirnya tidak hanya sekedar mencari uang namun menanamkan pesan moral utamanya terkait dampak rasisme yang sangat menyakitkan.
Hal ini terbukti di tahun 2009 dirinya mendapatkan Medal of Freedom dari pemerintah Amerika yang ketika itu presidennya adalah Barack Obama atas jasanya yang telah banyak menginspirasi banyak orang terkait persamaan hak.
Pesan moral dalam filmnya yang sangat kuat terkait pentingnya arti kekebasan dan dampak buruk rasisme membuat dirinya di tahun 1974 mendapat penghargaan Knighted dari ratu Elizabeth II dan juga menduduki jabatan sebagai duta besar Bahama untuk Jepang dan UNESCO.
Sydney Poitier sebagai salah satu bintang film ternama telah berhasil menyuarakan persamaan hak sekaligus menyadarkan banyak pihak bahwa  politik rasial dan segregasi berdampak buruk bagi kemanusiaan dan juga berhasil memperjuangkan hak dan persamaan hal masyarakat sipil.
Salah satu aktor kulit hitam yang kini juga menjadi aktor papan atas Hollywood Denzel Washington sangat respek terhadap Sydney Poitier karena telah menginspirasinya.
Tidak banyak bintang film ternama  yang berhasil meninggalkan legasi seperti ini yang menginspirasi banyak orang dan generasi penerusnya.
Selamat jalan Sydney Poitier
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H