Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Dunia Memasuki Era Teknologi Pengeditan Gen dalam Menentukan Jenis Kelamin

4 Desember 2021   15:23 Diperbarui: 7 Desember 2021   16:54 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teknologi pengeditan gen memungkinkan dihasilkannya jenis kelamin yang diinginkan. Photo: DAVID AUBREY

Jenis kelamin dalam industri peternakan merupakan salah satu faktor yang  sangat menentukan keberhasilan suatu usaha peternakan.

Di dalam dunia peternakan umumnya ternak betina yang menghasilkan produk  yang kini banyak dibutuhkan seperti susu dan telur.

Hal ini bukan berarti ternak jantan tidak memiliki nilai, karena ternak jantan juga sangat menentukan mutu genetik anak anak nya yang dihasilkan karena mewarisi sifatnya 50% ke keturunannya.

Khusus untuk ternak pedaging seperti sapi, kerbau, domba dan kambing ternak jantan memang memiliki badan yang lebih besar dan pertumbuhan yang lebih cepat jika dibandingkan dengan ternak betina.  Namun biaya produksi berupa biaya pemeliharaanya lebih mahal karena ternak jantan tidak beranak.

Oleh sebab itu,  keberhasilan suaha usaha peternakan akan sangat ditentukan oleh proporsi ternak dengan jenis kelamin jantan dan betina yang  optimal.

Pada industri unggas  biasanya anak jantan yang baru menetas atau yang biasa dikenal sebagai Day Old Chicks (DOC)  dimusnahkan karena tidak memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dipelihara lebih lanjut.

Jadi dapat dibayangkan berapa ratusan milyar anak ayam jantan yang dimusnakan setiap tahunnya karena jika diperlihara tidak menghasilkan telur.

Oleh sebab itu,  pemikiran para pakar genetika ternak  kini sudah mulai mengarah pada cara mengatur jenis kelamin anak agar untuk tujuan tertentu misalnya hanya dihasilkan keturunan dengan jenis kelamin betina saja.

Pemikiran ini memang mendapatkan dukungan dari berbagai pihak termasuk penyayang binatang karena jika hal ini memungkinkan maka tidak perlu lagi anak ayam jantan dimusnahkan.

Pola pemikiran seperti ini tidak saja hanya berlaku pada industri perunggasan namun juga pada industri persusuan dan industry ternak lainnya.

Dengan adanya perkembangan genetika molekuler yang disebut dengan pengeditan gen atau yang dikenal dengan Crispr-Cas9 ,  kini memungkinkan jenis kelamin ternak yang akan dihasilkan sudah dapat dipastikan apakah semuanya akan betina saja atau sebaliknya jantan saja.

Untuk memahami teknologi baru dalam pengeditan gen untuk tujuan menghasilkan jenis kelamin tertentu ini kita tentunya harus mengenal terlebih dulu bagaimana jenis kelamin itu ditentukan.

Sebagai contoh untuk sebagai besar ternak mamalia penentuan jenis kelamin ini ditentukan oleh keberadaan kromosm sex X dan Y.

Seekor ternak betina akan memiliki sepasang kromosom  sex X (XX), sedangkan ternak jantan memiliki satu  kromosom X dan satu lromosom Y (XY).

Dengan mengkombinasikan pengetahuan penentuan jenis kelamin ini dan  teknik pengeditan gen, kini  para peneliti genetika ternak telah berhasil menghasilkan embrio tikus yang mengandung molekul editing  gen yang telah  dinonaktifkan, sehingga dalam perkembangan embrio lebih lanjut jenis kelamin tertentu dapat dibuat tidak berkembang ketahapan selanjutnya menjadi individu.

Penonaktivan gen yang akan berkembang menjadi jenis kelamin tertentu ini dilakukan dengan cara menyisipkan molekul editing gen  yang sudah diedit dan mengintegrasikan dengan DNA induk dan juga ke kromosom X dan Y pejantannya.

Separuh molekul  gen yang telah dinonaktifkan ini selanjutnya dintergrasikan ke kromosom X betina dan separuhnya lagi ke kromosom Y yang dimiliki jantan.

Hal yang paling menakjubkan dari teknologi pengeditan gen ini adalah molekul editing gen yang sudah di non aktifkan ini akan mulai bekerja jika telah terjadi pembuahan.

Dengan teknologi terbaru ini jika separuh molekul  editing gen yang sudah di non aktifkan ini ada di kromosom Y.  Ketika terjadi pembuahan dan bergabung dengan DNA  betina pada kromosom X  yang juga mengandung molekul gen yang sudah di non aktifkan maka akan menghasilkan embrio dengan kombinasi kromosom sex XY.

Dalam keadaan normal embrio dengan kromosom sex XY ini akan berkembang menjadi ternak jantan, namun karena adanya penggabungan molekul editing gen yang telah diedit sebelumnya maka perkembangan embrio selanjutnya akan terhambat dan tidak berkembang menjadi individu.

Namun sebaliknya  jika embrio ini betina (mengandung XX) dan tentunya tidak memiliki molekul editing  gen  dari pihak pejantannya maka embrionya terus berkembang menjadi individu betina,

Jadi dengan teknologi terbaru ini kita akan dapat menentukan jenis kelamin anak yang dihasilkan secara pasti.

Saat ini para peneliti genetika ternak sedang berlomba untuk mengembangkan teknologi ini untuk berbagai jenis ternak karena teknologi yang akan diterapkan dalam penentuan jenis kelamin ini akan berbeda untuk jenis ternak yang berbeda.

Salah satu Lembaga penelitan yang tahapan penelitian sudah sangat maju dalam pengeditan gen untuk menghasilkan jenis kelamin tertentu pada ternak adalah  Roslin Institute di Edinburgh.

Lembaga penelitian ini dulu di era tahun 1990 an juga terkenal dengan terobosan kloning sel somatik yang menghasilkan domba Dolly.

Teknologi pengeditan gen  memang masih menimbulkan pro dan kontra di berbagai negara karena masih dianggap sebagi rekayasa genetik.

Namun bagi negara negara yang kini sudah mulai menyetujuinya dikembangkan untuk ternak beranggapan bahwa teknologi pengeditan gen  bukanlah rekayasa genetik karena meniru proses alami gen nya.

Ke depan teknologi gen editing ini tentunya akan semakin maju yang memungkinkan diterapkannya secara luas dalam industri peternakan untuk meningkatkan produksi daging, susu dan telur yang sangat dibutuhkan oleh dunia sebagai pangan lengkap yang berguna bagi pertumbuhan dan kesehatan manusia.

Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun