Sejalan dengan perjalanan sejarah manusia tampaknya rasisme juga tumbuh subur menyertainya.
Salah satu contoh ekspresi rasisme yang menarik untuk dibahas adalah yang menimpa pembalap ternama F1 Lewis Hamilton.
Lewis Hamilton memang dikenal sebagai salah satu aktivis  anti rasisme yang cukup aktif dan menonjol, sehingga tidak heran dirinya dikenal sebagai public figure anti rasisme.
Sikap anti rasisme yang diperlihatkan Lewis Hamilton kemungkinan besar muncul dari pengalaman buruk tindakan rasisme yang menimpanya.
Sudah menjadi rahasia umum di Inggris white supremacy masih sangat menonjol di berbagai sendi kehidupan termasuk dalam dunia olagraga.
Munculnya Lewis Hamilton sebagai figur utama di ajang F1 merupakan fenomena yang belum pernah terjadi, karena dirinya merupakan satu satunya pembalap berkulit hitam yang masuk ke dunia elit F1 Â dengan prestasi yang sangat memukau.
Ibarat api dalam sekam rasime akhirnya muncul ke permukaan ketika Lewis Hamilton yang kini memiliki rekor 7 kali juara dunia F1 minggu lalu  berhasil memenangkan British Grand Prix .
Kemenangan ini membuat dirinya menorehkan tinta emas prestasi kemenangan sebanyak 8 kali di British Grand Prix dan dan juga sekaligus menjaga momentum kemenangan beruntun.
Kemenangan Lewis Hamilton di British Grand Prix tidak mudah karena dirinya mendapat penalti 10 detik akibat senggolan dengan saingan terdekatnya di musim F1 tahun ini Mas Verstappen dan menyebabkan rivalnya mendapat perawatan di rumah sakit.
Jika dilihat dari runutan kejadiannya, Â bara rasime ini memang sudah tersimpan lama ketika persaingan kedua pembalap ini sedemikan ketatnya dengan kemenangan silih berganti yang menyebabkan sampai saat ini masih belum dapat diprediksi siapa yang akan menjadi juara dunia di musim ini.