Tindakan rasisme yang menimpa Lewis Hamilton ini memang bukanlah satu satunya kejadian yang menimpa figur olahragawan terkenal.
Kita tentunya masih ingat beberapa waktu lalu ketika pemain top tim nasional Inggris gagal melakukan tindakan pinalti di final  European Championship bulan Juli lalu  yang membuat tim Inggris kalah, seketika itu juga sebagian warga Inggris menumpahkan kemarahannya dengan ungkapan yang berbau rasisme.
Pemain top di liga Inggris seperti Marcus Rashford, Jadon Sancho dan Bukayo Saka tidak luput dari serangan ungkapan kebencian  yang berbau rasisme.
Bahkan  uural penyerang Manchester United yang terpampang  pada dinding Coffee House Cafe di jalan  Copson Street di  Withington, Manchester tidak lepas dari tindakan vandalisme yang berbau rasis.
Kejadian yang menimpa Lewis Hamilton ini menyadarkan kita semua bahwa tindakan dan ungkapan yang berbau rasisme memang merupakan fenomena gunung es yang tampaknya sangat sulit untuk dilenyapkan.
Figur sekelas Lewis Hamilton yang sangat vokal untuk memerangi rasisme  saja ternyata dengan sangat mudahnya menjadi target ungkapan rasisme, apalagi orang biasa.
Luasnya skala rasisme ini mengingatkan kita semua bahwa tindakan dan ungkapan rasisme ini memang sudah menyelinap  dihampir semua sendi kehidupan dan merupakan penyakit yang setiap saat mengancam logika dan akal sehat manusia.
Hampir sebagian besar orang menyadari bahwa rasisme merupakan tindakan dan ungkapan  yang buruk dan tidak pantas dilakukan, namun ketika menyangkut diri sendiri atau kelompoknya secara sadar ataupun tidak dasar mereka tetap melakukannya.
Say No to Racism
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H