Kebijakan ini dinilai akan memberikan dampak yang sangat besar bagi warga Singapura, permanent residence, Â dan juga para pemegang ijin kerja.
Titik masuknya covid-19 lainnya adalah berasal dari warga Singapura yang kembali dari luar negeri yang jumlahnya juga cukup besar ayng dikhawatirkan menjadi salah satu sumber masuknya varian baru yang lebih mematikan.
Kebijakan baru ini tampaknya dibuat masih dengan mempertimbangkan situasi dan status vaksinasi. Â Sebagai contoh bagi anak anak usia di bawah 12 tahun yang belum dapat divaksin karena menyangkut keamanan penggunaan vaksin jika tertular Covid-19 masih akan ditangung oleh pemeritah biayanya
Kebijakan lain yang dianggap cukup ekstrim yang dilakukan oleh pemerintah Singapura yang terkait dengan pekerja migran.
Jika ada di kalangan pekerja migran yang tertular Covid-19 walaupun sebelumnya mereka telah divaksin, maka pekerja migran ini akan diisolasi dan tidak boleh berbaur dengan masyarakat umum.
Kebijakan kebijakan ekstrim yang saat  ini dilakukan oleh Singapura merupakan upaya agar kasus peningkatan drastis Covid-19 ini dapat segera diatasi dan melandai, karena jika tidak dapat dikendalikan dan tren peningkatannya terus berkanjut maka sudah dapat dipastikan sistem kesehatan Singapura akan kolaps.
Varian baru Covid-19 menurut badan kesehatan dunia WHO telah mencapai Singapura.  Berdasarkan pengalaman sebelumnya jika sudah mencapai Singapura maka akan segera masuk ke Indonesia, karena banyaknya  titik titik masuk yang belum sepenuhnya dapat diawasi.
Apa yang terjadi dan apa yang dilakukan oleh pemerintah Singapura yang saat ini sedang berjuang mengendalikan tingginya angka penularan dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia.
Angka vaksinasi yang tinggi sama sekali tidak menjamin akan meningkatnya kembali kasus penularan baru Covid-19 jika titik titik rawan sumber penularan tidak dapat dikendalikan.
Liburan panjang akhir tahun merupakan titik kritis bagi Indonesia karena pada periode tersebut terjadi pergerakan masyarakat dalam jumlah besar.
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, maka  gelombang ketiga lonjakan Covid-19  diprediksi  akan terjadi jika masyarakat abai terhadap pengalaman buruk masa lalu dan juga abai protokol kesehatan.