Duterte memang sempat menyatakan bahwa Pacquiao merupakan kandidat potensial untuk presiden pada pemilihan 2022 mendatang.
Namun dalam perjalannya hubungan keduanya menjadi renggang karena kebijakan luar negeri  Duterte yang lebih dekat  dengan Tiongkok dan juga penyalahgunaan dana untuk bantuan rakyat miskin  sebesar US $200 juta sebagai dampak Covid-19.
Pacquiao  juga menjadi perhatian dunia dan juga Philipina sekaligus menjadi kontroversi terkait  dengan sikap dan pernyataannya  terhadap LGBT dan aborsi.  Pacquiao menyebut Gay sebagai "lebih hina dari binatang".
Marcos Jr., yang dikenal dengan  "Bongbong,"  yang mengusung jargon politik akan membawa Philipina keluar dari pandemik Covid-19 ini memiliki latar belakang keluarga yang suram karena merupakan putra diktaktor Marcos  yang telah menguras kekayaan Philipina sebesar lebih bari US$ 10 milyar  untuk kepentingan pribadi dan keluarga.
Tidak hanya sampai disini saja, Â pelanggaran hak azasi manusia sangat masih terjadi di era ayahnya berkuasa.
Hal yang sangat menarik adalah Bongbong mengumumkan dirinya sebagai kandidat beberapa saat setelah perayaan 49 tahun ayahnya diktaktor Ferdinand Marcos. Hal ini tentunya memberikan pesan politik yang kuat akan kebangkitan kembali keluarga Marcos.
Kedekatan  Dutarde dengan keluarga Marcos menimbulkan spekulasi akan terjadi koaliasi bawah tanah antara kekuatan pendukung Marcos di wilayah Philipina Utara dan Dutarte di Wilayah selatan akan menjadi kekuatan yang cukup berarti untuk meraup suara.
Perlu diketahui walaupun Marcos dikenal sebagai diktaktor, pendukungnya masih kuat di akar rumput, sehingga kekuatan keluarga Marcos ini melalui putranya bangkit kembali akan sangat besar.
Walikota Manila Moreno yang memiliki nama  asli  Francisco Domagoso ini  juga memiliki kisah yang cukup menarik. Dengan latar belakang kemiskinan dengan menjadi pemulung, Moreno berhasil menatap karir nya dalam dunia film walaupun diawalnya dengan film erotis.
Melalui kepopulerannya di dunia film Moreno masuk kedua politik pada tahun 1998 sebagai City Counselor dan selanjutnya menjadi wakil walikota di tahun 2007 dan terpilih sebagai walikota pada tahun 2019 lalu.
Latar belakang kandidat lainnya yaitu wakil presiden juga menarik untuk didiskusikan. Leni Robredo dikenal sebagai pengkritik presiden Duterte.