Serangan 9 September atau yang dikenal dengan 9/11 yang terjadi 20 tahun yang lalu memang merupakan aib tersendiri bagi Amerika karena terjadi di jantung perekonomian dan pertahanannya yang selama ini  dianggap tidak akan pernah ditembus oleh siapapun.
Bagaimana tidak serangan 9/11 ini berhasil merontokkan twin tower yang dianggap sebagai lambang kedikdayaan perekonomian dan menyerang bagian dari gedung Pentagon yang dianggap sebagai lambang kekuatan militer Amerika.
Walaupun tokon utama serangan ini Osama bin Laden dan tokoh kunci lainnya berhasil dilumpuhkan dan ditangkap namun tetap saja bagi banyak orang  peristiwa 9/11 ini masih mengandung misteri termasuk negara mana saja yang terlibat dibalik serangan yang mematikan ini.
FBI maupun pihak keamanan Amerika tidak pernah menyangka  bahwa serangan Kamikaze yang sangat mematikan di jaman Perang Dunia II  yang pernah dialaminya terjadi lagi di zaman modern ketika serangan  kamikaze dilakukan kembali dengan menggunakan pesawat komersil.
Perintah Joe Biden untuk merilis  dokumen trahasia serangan  9/11 kepada umum membuat FBI harus mengungkap dokumen rahasia ini walaupun akan menguak borok ketidak mampuan Amerika menggagalkan serangan dan juga menghukum negara yang terlibat dalam serangan ini.
Dokumen Rahasia yang dikeluarkan oleh FBI untuk umum ini memang hanya berisi 16 halaman saja, namun di dalamnya mengandung informasi yang sangat penting yang menggambarkan bagaimana serangan ini dalakukan dan siapa sebenarnya yang berada di balik serangan ini.
Dokumen Rahasia ini menggambarkan bagaimana para pembajak pesawat melakukan kontak dengan mitranya Saudinya di Amerika Serikat untuk mendapatkan dukungan logistik, namun  memang sangat kontradiktif ketika dokumen ini juga menyatakan bahwa tidak ada  bukti bahwa pemerintah Saudi terlibat dalam perencanaan ini. Â
Keterlibatan Pemerintah Saudi dalam serangan 9/11 ini memang sudah lama menjadi tandatanya publik Amerika terutama para keluarga korban
Atas desakan keluarga korban ini yang sudah lama sekali inilah akhirnya Joe Biden tidak memiliki pilihan lain kecuali untuk memerintahkan untuk merilis dokumen rahasia ini.