Jadi sebenarnya sebelum fase ini gonad masih belum melakukan diferensiasi, gonad dapat saja berkembang menjadi testis atau ovarium. Namun setelah  itu  keberadaan  produk gen SRY merangsang gonad untuk berkembang menjadi testis.
Testis mulai memproduksi dua hormon yaitu testosteron dan hormon anti-Mllerian, atau AMH.
Testosteron dan  turunannya yaitu dihidrotestosteron selanjutnya menginduksi pembentukan organ lain dalam sistem reproduksi pria, sedangkan AMH menyebabkan degenerasi duktus Mullerian.
Pada wanita, yang tidak mengandung protein SRY, jalur pembentukan ovarium diaktifkan oleh serangkaian protein yang berbeda. Dalam perkembangan selanjutnya Ovarium akan menghasilkan estrogen, yang akan memicu perkembangan rahim, saluran telur, dan leher Rahim.
Penetuan Jenis Kelamin Pada Serangga
Penetuan jenis kelamin pada serangga lebih kompleks dan beragam jika dibandingkan dengan manusia.
Jika pada manusia dan mamalia lainya individu dengan kromosom heterogametik (XY) adalah laki laki atau jantan dan individu dengan kromosom homogametik (XX) adalah betina maka pada kupu kupu dan ngengat terjadi kebalikannya.
Kupu kupu dan ngengat jantan memiliki  kromosom kelamin homogametik sedangkan yang betina memiliki kromosom kelamin homomagetik,
Pada serangga kromosom sex nya dinamakan kromosom W dan Z. Â krososom W terkait dengan karakteristik betina.
Jadi serangga yang memiliki kromosom ZZ akan berjenis kelamin jantan  dan individu dengan kromosom ZO (hanya satu kromosom Z nya) juga akan berjenis kelamin jantan.  Sedangkan kupu kupu dan ngengat yang memiliki kromosom sex ZW akan berjenis kelamin  betina.