Centrang warna putih ini khusus diperuntukan bagi kompasiener yang tidak lagi memikirkan urusan duniawi alias tidak memikirkan lagi K Reward, tidak memikirkan Artikel Utama, tidak memikirkan jumlah view. Hanya ada satu dalam pikirannya yaitu menulis artikel untuk kemaslahatan ummat manusia.
Bagi kompasiser yang berlabel putih ini seberapa pun jumlah view yang diperolehnya dan seberapapun jumlah K Reward yang diiberikan selalu  diterima dengan hati dan kelapangan  dada  yang maha luas karena sudah tidak memikirkan duniawi lagi.Â
Kalau dalam dunia pertapaan kompasiner dengan label putih ini masuk dalam kelompok begawan.
Jika kita mengikuti filosofi cuaca yang selalu dinamis maka warna centrang pun seharusnya dapat berubah ubah tergantung kondisi dan suasana kebathinan.
Sebagaimana kalangan darah biru jika kawin dengan warga biasa maka dirinya atau keturunannya dapat saja kehilangan status darah birunya.
Warna centrang kuning juga perlu disediakan untuk mengakomodasi keanekaragaman kompasianer.
Kompasianer  dengan warna centrang kuning sebagaimana halnya dengan warna lampu lalulintas mengartikan pemiliknya harus siap siap.
Artinya kompasianer yang sudah berwarna centang hijau siap siap menjadi kompasiner tanpa centrang.  Kompasianer yang berwarna biru siap siap  menjadi berubah menjadi warna hijau.
Jadi kompasiener yang diberi warna centang kuning harus banyak merenung untuk melakukan introspeksi mencari tau apa kesalahannya.
Cukupkah hanya sampai disitu warna warninya? Tentu saja tidak.
Harus ada lagi kompasiner dengan warna centrang merah yang khusus diperuntukkan bagi kompasianer yang jenius yang daya jangkau pikiran dan tulisannya sulit dimengerti oleh orang awam.