Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mewaspadai Infodemi yang (Lebih) Mematikan

17 Juli 2021   10:27 Diperbarui: 21 Juli 2021   20:07 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Infodemi sengaja disebarkan untuk melemahkan kesehatan masyarakat. Sumber ilustrasi: Akun media sosial resmi WHO

Di kalangan masyarakat pro dan kontra terkait keberadaan Covid-19 dan juga vaksin memang terjadi di dunia.  Ada satu hal yang perlu dingerti bersama bahwa dalam menangani penyakit menular seperti Covid-19 ini salah satu kunci kerberhasilan mengurangi laju penyebarannya adalah partisipasi aktif masyarakat.

Covid-19 tidak akan pernah berhasil di eliminasi jika ada sebagian masyarakat yang tidak percaya bahkan menentang program vaksinasi.  Tidak hanya sampai disitu saja kelompok anti vaksin ini bahkan dengan menggunakan segala cara melakukan propaganda yang menyesatkan dengan sengaja membuat masyarakat bingung dan ragu.

Misinformasi terkait vaksin Covid-19 ini tidak saja terjadi dan merebak di negara berkembang saja namun juga di negara maju sekalipun.

Sebagai contoh kemaren secara resmi pemerintah Amerika mengumumkan bahwa paling tidak ada 12 orang yang secara aktif menyebarkan informasi yang tidak benar terakait vaksin Covid-19 dan vaksin  ini.  Salah satunya adalah tokoh elit masyarakat Robert F. Kennedy Jr.

Dari hasil penyelusuran yang dilakukan oleh the Center for Countering Digital Hate (CCDH) ke 12 orang ini bertanggung jawab atas 65% penyebaran misinofrmasi terkait vaksin Covid-19 di seluruh Amerika. 

Dari rekam jejaknya 12 orang ini dikategorikan sebagai penyebar utama opini yang tidak menyetujui vaksinasi.

Umumnya ke 12 orang yang dikategorikan sebagai super spreader ini menggunakan Facebook dan Twitter untuk menyebarkan berita dan opini yang menyesatkan masyarakat Amerika.

Sebagai contoh akun Facebook Robert F. Kennedy Jr yang memiliki pengikut sebanyak 300,000 sudah dinonaktifkan oleh Facebook dan Instagram karena secara sengaja dan aktif menyebarkan misinformasi terkait dengan Covid-19.

Terkait  dengan bahaya misinformasi ini, badan kesehatan dunia WHO bahkan mengkategorikannya penyebaran misinformasi ini  sebagai Infodemi yang berakibat fatal dan mematikan karena saat ini fakta menunjukkan bahwa dampak terbesar  pandemi ini terjadi pada kelompok masyarakat yang belum divaksin.

Infodemi  menyangkut beredarnya  informasi  palsu atau menyesatkan baik secara digital maupun fisik saat mewabahnya penyakit.

Peran internet memang sangat besar dalam menyebaran misinformasi terkait kesehatan. Data menunjukkan bahwa sekitar 2 milyar penduduk dunia mengakses informasi terkait Covid-19 ini melalui Facebook.

Oleh sebab itu, jika terjadi penyebaran misinformasi terkait covid-19 dan vaksin  terus berlanjut maka akan dengan sangat cepat menyebar.

Masalah Serius

Misinformasi terkait covid-19 dan vaksin memang menjadi masalah yang sangat serius tidak saja di Amerika namun juga di dunia termasuk Indonesia.

Secara tidak langsung dapat saja misinformasi ini membunuh masyarakat akibat mempercayai informasi yang tidak benar.

Misinformasi terkait vaksin memang menjadi ancaman tersendiri bagi masyarakat dan harus ditangani secara serius oleh penegak hukum.

Dengan mendominasinya varian Delta di seluruh dunia maka peningkatan jumlah kasus dan angka kematian memang tidak terelakkan lagi.

Data empiris menunjukkan bahwa dalam dua minggu ini  di Amerika 70% dari kasus dan juga 26% angka kematian, terjadi pada kelompok masyarakat yang belum divaksin.

Keberadaan dan penggunaan vaksin Covid-19 tidak dapat dibantah lagi secara ilmiah memang telah mengurangi tingkat keparahan dan bahkan mengurangi resiko  kematian akibat virus Covid-19.

Infodemi jika dibiarkan akan menimbulkan ketidak percayaan baik pada pemerintah maupun otoritas kesehatan yang dampaknya sebagian masyarakat melakukan tindakan dan mengambil resiko yang sangat membahayakan kesehatan.

Akibat adanya sebagian masyarakat yang tidak percaya ini, mereka enggan melakukan perlindungan terhadap kesehatannya dan membahayakan orang yang ada di sekitarnya.

Kita sebagai bagian dari masyarakat tentunya harus pandai menyaring dan mencerna infodemi yang sengaja disebarkan secara  masif bagi secara online maupun secara offline.

Kita juga harus menyadari bahwa infodemi merupakan tindakan yang disengaja dilakukan dengan tujuan untuk melemahkan respon kesehatan masyarakat untuk kepentingan penyebar informasi.

Infodemi memang sengaja disebarkan untuk menurunkan kepatuhan masyarakat akan perlindungan kesehatannya dan juga membahayakan kemampuan negara dalam menghentikan pandemi ini.

Sudah banyak korban berjatuhan akibat infodemi yang sangat menyesatkan ini.  Oleh sebab itu,  sudah saatnya masyarakat sadar dan bangkit untuk hanya mencari informasi yang benar terkait Covid-19 dan vaksin ini agar program vaksinasi dapat berjalan sesuai dengan rencana dan dapat mengurangi laju penyebaran Covid-19.

Pengaruh dan dampak Infodemi  yang menyesatkan ini dapat dikurangi jika pemerintah secara aktif melakukan analisis dan pendekatan berbasis resiko dan secara rutin menyampaikan dampak dari prilaku kelompok anti vaksin selama penanganan keadaan darurat.

Dalam menanggulangi infodemi paling pemerintah paling tidak dapat  melakukan empat langkah sesuai saran  badan kesehatan dunia WHO yaitu :

  1.     Mendengarkan keprihatinan dan pertanyaan masyarakat
  2.     Mempromosikan pemahaman tentang risiko dan saran ahli kesehatan
  3.     Membangun ketahanan terhadap informasi yang salah
  4.     Melibatkan dan memberdayakan masyarakat untuk mengambil tindakan positif

Semoga badai ini cepat berlalu, amiiin

Rujukan : satu, dua, tiga, empat, lima, enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun