Peristiwa rasial ini mengakibatkan pembakaran rumah dan gedung gedung dengan wilayah yang sangat luas. Pihak keamanan dan petugas pemadan kebakaran bahu membahu untuk memadamkan api yang meluas dan menyelamatkan warga kulit hitam yang ditangkap dan ditahan secara semena mena oleh vigilante orang kulit putih.
Sejarah mencatat saat itu ada sekitar 6.000 orang kulit hitam yang ditahan dan dikuasai oleh orang kulit putih di Convention Hall dan Fairgrounds di wilayah tempat terjadi kerusuhan.
Kerusuhan rasial ini berlangsung selama 24 jam dan menyebabkan 35 blok di wilayah ini terbakar dan hancur.Â
Kerusuhan ini tidak saja menghancurkan infrastruktur di wilayah ini namun juga memakan korban jiwa yang dipekirakan lebih dari 300 orang dan sekitar 800 orang mengalami luka luka.
Terkait dengan jumlah korban yang sebenarnya memang masih misteri karena laporan yang dikeluarkan oleh pihak berwenang saat itu korban jiwanya hanya 36 orang. Â Oleh sebab itu sampai saat inipun para korban yang selamat maupun keluarganya masih berusaha mencari kuburan masal korban kerusuhan.
Kerusuhan rasial yang dikenal sebagai Tulsa Massacre ini sudah jelas bukanlah peristiwa spontan namun didasari oleh kecemburuan, white  supremacy dan penguasaan tanah dan wilayah yang selama ini mejadi masalah laten yang ada di wilayah ini.
Api dalam sekam ini akhirnya pecah menjadi kerusuhan rasial ketika Dick Rowland, Sarah Page dan seorang pria bersenjata tak dikenal memercikan dan menyulut menyulut api yang lama membara dan membesar tidak terkendali yang terjadi pada tanggal 31 Mei sampai 1 Juni 1921.
Walaupun di tahun 2001 lalu dibentuk komisi pencari fakta terkait kerusuhan tersebut namun sampai saat inipun tidak ada  yang mengetahui apa sebenarnya yang terjadi yang memicu pembantaian warga kulit hitam ini.
Tulsa Massacre bukanlah mitos dan rumor, namun merupakan bagian sejarah kelam Amerika dimana kebencian rasial itu benar benar ada dan terjadi.
Pemicu kerusuhan rasial Dick Rowland yang akhirnya dapat ditangkap ternyata tidak diproses dengan baik secara hukum karena tuduhannya ditolak.
Proses hukum yang tidak diharapkan ini akhirnya membuat orang kulit hitam berusaha melindungi diri  dan juga kumunitasnya sendiri karena saat itu mereka tidak dapat mengandalkan hukum sebagi pelindung mereka.