Tidak ada hujan tidak ada panas dunia maya kembali dihebohkan dengan berita keberadaan babi ngepet di wilayah Depok  yang menghebohkan masyarakat.
Akibat cerita ini masyarakat berbondong bondong berebut ingin menyaksikan seekor babi yang menjadi tersangka utama yang dicap  sebagai babi ngepet yang meresahkan tersebut.
Tidak hanya sampai disini saja tertangkapnya babi ngepet ini dibumbui cerita  magis yang sangat menyakinkan.
Konon babi ini sempat ditangkap namun menghilang.  Masih menurut cerita ketika kedua kalinya babi ini  baru bisa tertangkap dengan upaya upaya seseorang harus bugil  terlebih dulu untuk menghilangkan kesaktian babi ngepet yang konon katanya dapat menghilang.
Pada kasus babi ngepet tersebut ada hal yang mungkin membuat sebagian  masyarakat tambah yakin adalah pengakuan  orang yang mengaku Ustaz.
Penampilan babi ngepet ini juga dipoles dengan dilengkapi kalung dan pengikat tali merah untuk menyakinkan masyarakat bahwa babi yang berhasil ditangkapnya ini benar benar istimewa.
Cerita keberadaan babi ngepet di Depok ini menjadi sempurna ketika beberapa orang mengaku mengalami kehilangan uang jutaan rupiah secara  misterius  yang dipercaya diambil oleh babi ngepet ini.
Babi ini akhirnya mengalami nasib malang yang masih menurut cerita harus dibunuh dan dipisahkan antara badan dan kepalanya jauh jauh agar hilang kesaktiannya dan  tidak hidup kembali.
Lantas dari mana asalnya babi ini ? ternyata babi yang menjadi pusat kehebohan tersebut dibeli secara online dari pencinta hewan.
Hebohnya keberadaan babi ngepet  di wilayah Depok ini tidak lepas dari masih adanya kepercayaan sebagian orang tentang cerita turun menurun terkait babi ngepet yang merupakan babi jadi jadian yang memiliki kebiasaaan mencuri uang.
Namun bukti ilmiah keberadaan babi ngepet dengan segala kesaktiannya tidak pernah ada. Â Artinya belum pernah ada orang yang membuktikan babi dengan kemampuan mencuri uang ini benar benar ada.
Dalam dunia ilmiah berpikir secara logis dan saintifik sangatlah penting karena apa yang ditemukan baik berdasarkan riset empiris maupun riset fisik harus benar benar dapat dibuktikan keabsahannya.
Salah satu pembuktian cara pembuktian keabsahan tersebut adalah diwajibkannya mencantumkan metodologi penelitiannya, sehingga jika ada orang lain yang melakukan  hal yang sama maka peluang untuk menemukan  hasil yang sama biasanya di atas 95 % atau bahkan ada yang di atas 99%.
Lantas bagaimana cara menguji keabsahan penemuan tersebut?
Di dalam metode penelitan harus dirinci prosedur pelaksanaan penelitiannya dan cara mengumpulkan serta mengolah datanya.  Dengan  menggunakan rancangan statistik data diolah dengan tingkat kepercayaan pengujian 5% atau 1%.
Hal yang paling krusial dalam penelitian ilmiah untuk membuktikan sesuatu adalah keberadaan ulangan, artinya kalaupun itu studi kasus sekalipun, sampel yang diteliti tidak boleh hanya satu.
Apapun klaim hasil penelitian  dan penemuan ilmiah jika tidak dapat diulang apa yang ditemukan  maka gugurlah hasil peneltian tersebut.
Di dalam dunia ilmiah pun pernah diguncang oleh cerita yang menghebohkan. Kasus yang paling terkenal adalah penemuan energi ramah lingkungan melalui Cold Fusion yang diklaim dapat menyaingi energi nuklir yang sempat menghebohkan dunia dan bahkan sempat diberitakan di majalah TIME dan menjadi Cover Story.
Sayangnya hasil penelitian yang spektakuler ini  sirna seketika karena memang tidak ada seorangpun dengan mengikuti metode yang dipublikasikan tersebut dapat mengulangi percobaan yang diklaim menghasilkan energi masa depan tersebut.
Demikian juga sebaliknya kegalauan masyarakat dapat terjawab dengan menggunakan metode ilmiah. Â Sebagai contoh dengan menggunakan pengujian DNA dapat dipastikan babi rusa yang hidup di Sulawesi adalah spesies babi lainnya yang DNA nya mengandung kesamaaan yang sangat tinggi sehingga haram hukumnya jika dikonsumsi.
Medode ilmiah, pemikiran logis dan scientific  thinking dapat digunakan untuk menghindari fitnah masal.  Sebagai contoh pernah ada pedagang bakso yang karena sangat laris dagangannya difitnah menggunakan daging babi.  Dengan sangat mudah kebenaran ini dapat diunggap dengan menggunakan uji DNA apakah benar baso yang diproduksinya mengandung daging atau komponen lain  babi dengan tingkat akurasi yang  hampir absolut.
Kembali pada kasus babi ngepet di Depok, masyarakat kita memang terlalu gampang percaya terkait sesuatu yang gaib dan cenderung enggan menggunakan akal sehatnya.
Hal yang sudah bisa dipastikan kepercayaan akan adanya babi jadi jadian yang bisa mencuri uang tidak masuk kategori berpikir ilmiah dan mengingatkan kita akan era sebelum falsafah ilmu berkembang dimana pemikiran manusia lebih dikuasai oleh imajinasi, tahayul dan gosip.
Di era itu orang percaya tikus berasal dari lemari bukan berasal dari tikus karena  ada orang yang melihat tikus keluar dari lemari sehingga dinalarkan lemari sebagai benda mati dapat menghasilkan benda hidup.
Apa yang terlanjur dipercaya sebagai babi ngepet  ini sama sekali tidak didasari oleh pola  pemikiran ilmiah dan dasar metodologi ilmiah sehingga keabsahannya tidak dapat dibuktikan.
Cerita babi ngepet ini mengingatkan kita semua akan pentingnya untuk menggunakan dan mengolah logika agar  tidak dipermainkan oleh orang lain yang memanfaatkan keluguan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H