Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mewaspadai Efek Samping Pembekuan Darah Pasca Vaksinasi Covid-19

15 April 2021   10:59 Diperbarui: 15 April 2021   11:46 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah tengah dunia sedang melakukan upaya untuk memutus rantai pandemi Covid-19 yang mematikan melalui program vaksinasi massal muncul informasi yang tidak diperhitungkan sebelumnya yaitu pembekuan darah.

Pembekuan Darah Pasca Vaksinasi

Paling tidak sampai saat ini ada dua jenis  vaksin yaitu AstraZeneca dan menyusul Johnson & Johnson yang menjadi perhatian karena terkait dengan efek sampingnya yang membahayakan yaitu pembekukan darah.

Efek kedua jenis vaksin ini walaupun dikatakan sangat jarang terjadinya dianggap sangat membahayakan karena dapat mengakibatkan kematian.

Sebagai contoh di Amerika setelah mendapatkan vaksin ini 6 wanita dengan rentang usia 18-48 tahun menunjukkan gejala pembentukan cerebral venous sinus thrombosis (CVST) yaitu pembekuan darah di otak yang berfungsi  mengumpulkan dan mengalirkan darah yang kekurangan oksigen.

Berbagai tipe Sumber: cerebral venous sinus thrombosis (CVST). Sumber: NatureResearch
Berbagai tipe Sumber: cerebral venous sinus thrombosis (CVST). Sumber: NatureResearch
Pembekuan darah di wilayah ini sangat vital karena dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan kebocoran darah ini dapat menyebar ke jaringan otak dan menyebabkan terjadinya pendarahan otak.

Dengan mulai bermunculannya efek negatif dari kedua jenis vaksin ini beberapa negara di Eropa dan Amerika menunda penggunaan vaksin jenis ini untuk sementara untuk mengamati lebih seksama lagi efek negatif ini.

Di tengah tengah kisruh ini badan kesehatan dunia WHO menyatakan bahwa efek positif vaksin ini jauh lebih besar jika dibandingkan dengan efek negatifnya, oleh sebab itu penggunaan kedua jenis vaksin ini harus diteruskan.

Namun tentunya efek negatif yang dapat mematikan ini yang  terutama terjadi pada kelompok usia muda menimbulkan kekhawatiran sekaligus keraguan apakah jenis vaksin ini benar benar aman digunakan dan bebas masalah jangka panjangnya.

Oleh sebab itu kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi terkait pembekuan darah ini dan apa bedanya dengan pembekuan darah pada umumnya.

Perbedaan Pembekuan Darah

Pembekuan darah  sebenarnya juga sering terjadi pada pembuluh vena ketika kita melakukan penerbangan panjang dan menyebabkan pembengkakan kaki. Namun kasus  pembekuan darah pasca vaksinasi ini berbeda.

Kasus pembekuan darah yang terjadi di pembuluh yang lebih kecil ini terjadi setelah 20 hari orang divaksinasi.

Pembekuan darah merupakan proses alami jika kita mengalami luka. Pada saat luka bagian sel yang dinamakan trombosit akan diaktifkan untuk merekatkan dan menutup kembali dinding pembuluh darah yang rusak sehingga pendarahan terhenti.

Trombosit ini bekerja dengan faktor pembekuan terlarut dalam darah untuk  membentuk jaring kuat yang disebut fibrin.

Pada kondisi yang kurang menguntungkan gumpalan darah ini dapat saja berpindah ke  bagian tubuh lain ketika pencair gumpalan darah ini tidak mampu lagi mengatasi banyaknya gumpalan darah ini.

Sebagai contoh ketika kita melakukan penerbangan jarak jauh yang memakan waktu berjam jam, maka tubuh kita tidak aktif dalam jangka waktu yang sangat lama.  Kondisi ini menyebabkan aliran darah melambat, sehingga dapat menyebabkan pembekuan darah.

Tanda tanda terjadinya pembekuan darah ini dapat secara kasap mata kita lihat seperti misalnya kaki bengkak, nyeri, sesak nafas,  nyeri saat menarik nafas dalam dan bahkan dapat menimbulkan batuk darah.

Gejala Pembekuan Darah

Jika dibandingkan dengan gejala pembekuan darah ini maka gejala pembekuan darah pasca vaksinasi sangat berbeda.

Gejala terjadinya pembekuan darah pasca vaksinasi Covid-19 ini antra lain:

  • Nyeri usus yang parah mulai 4-20 hari setelah menerima vaksin
  • Sakit kepala yang persisten yang tidak responsif terhadap obat pereda nyeri seperti parasetamol
  • Perasaan tidak sehat secara umum setelah empat hari setelah vaksinasi
  • Gejala seperti stroke, kejang atau muntah

Menurut pakar kesehatan gejala yang mirip dengan stroke yang terjadi pasca vaksinasi Covid-19 ini dalam dunia kedokteran disebut dengan transient ischaemic attack dengan gejala seperti:

  • Pusing
  • Kehilangan untuk sementara bicara atau keseimbangan
  • Kelemahan di satu sisi tubuh
  • Kebingungan, dan
  • Penglihatan kabur

Gejala terjadinya pembekuan darah pasca vaksinasi Covid-19 ini menang sangat berbada dengan gejala umum pasca vaksinasi lainnya.

Reaksi dan efek samping yang umum terjadi setelah vaksinasi seperti sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil dapat terjadi dalam waktu 24 jam setelah divaksinasi dan berlangsung hingga dua hari.

Sebaliknya  timbulnya gejala pembekuan mulai terjadi dari hari keempat sampai 20 hari setelah vaksinasi.

Mengapa Terjadi?

Kejadian pembekuan darah akibat vaksinasi memang sangat jarang, namun pada kejadian vaksinasi Covid-19 ini diduga vaksin mengaktifkan trombosit dan membuatnya menggumpal.  Dalam kasus ini terjadinya penurunan trombosit merupakan bukti terjadinya degradasi fibrin.

Kejadian pembekuan darah dan juga menurunnya trombosit memang dapat dikategorikan sebagai respon imun yang langka.  Kejadian ini dipublikasikan di The New England Journal of Medicine yang menyangkut 16 pasien yang menunjukkan gejala ini setelah mendapatkan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian pembekuan darah yang dialami pasien setelah menerima vaksin Covid-19 produksi Johnson & Johnson dan AstraZeneca sangat mirip.

Pembekuan darah ini diduga akibat vaksin terlalu reaktif memicu respon imun dan menyerang trombosit yang menyebabkan aktifnya trombosit.  Aktifnya trombosit ini menyebabkan terjadinya pembekuan darah.

Dalam kasus vaksinasi covid-19 ini antibodi yang terbentuk  akan menurun  seiring  dengan berjalannya waktu.  Oleh sebab itu pembekuan darah dapat dikurangi dan diatasi dengan menggunakan perlakuan immunoglobulin.

Sayangnya dalam mencegah kasus pembekuan darah akibat vaksinasi Covid-19 penggunaan heparin untuk mencegah pembekuan darah justru  dapat meningkatkan risiko gangguan pembekuan akibat COVID-19 atau vaksin ini.

Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah keterkaitan antara kejadian pembekuan darah dengan vaksinasi menggunakan jenis vaksin tertentu namun kita harus mewaspadai kejadian ini sampai secara ilmiah kasus ini dapat dijelaskan.

Walaupun kejadian ini sangat jarang yaitu 1 dalam 250 ribu, namun vaksin yang beredar seharusnya bebas dari efek negatif yang dapat mematikan ini dan bukan tidak mungkin efek negatif lainnya akan bermunculan  dalam jangka panjang.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam, Tujuh, delapan, sembilan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun