Gejala terjadinya pembekuan darah pasca vaksinasi Covid-19 ini menang sangat berbada dengan gejala umum pasca vaksinasi lainnya.
Reaksi dan efek samping yang umum terjadi setelah vaksinasi seperti sakit kepala, nyeri otot, demam dan menggigil dapat terjadi dalam waktu 24 jam setelah divaksinasi dan berlangsung hingga dua hari.
Sebaliknya  timbulnya gejala pembekuan mulai terjadi dari hari keempat sampai 20 hari setelah vaksinasi.
Mengapa Terjadi?
Kejadian pembekuan darah akibat vaksinasi memang sangat jarang, namun pada kejadian vaksinasi Covid-19 ini diduga vaksin mengaktifkan trombosit dan membuatnya menggumpal. Â Dalam kasus ini terjadinya penurunan trombosit merupakan bukti terjadinya degradasi fibrin.
Kejadian pembekuan darah dan juga menurunnya trombosit memang dapat dikategorikan sebagai respon imun yang langka.  Kejadian ini dipublikasikan di The New England Journal of Medicine yang menyangkut 16 pasien yang menunjukkan gejala ini setelah mendapatkan vaksin Covid-19 dari AstraZeneca.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kejadian pembekuan darah yang dialami pasien setelah menerima vaksin Covid-19 produksi Johnson & Johnson dan AstraZeneca sangat mirip.
Pembekuan darah ini diduga akibat vaksin terlalu reaktif memicu respon imun dan menyerang trombosit yang menyebabkan aktifnya trombosit. Â Aktifnya trombosit ini menyebabkan terjadinya pembekuan darah.
Dalam kasus vaksinasi covid-19 ini antibodi yang terbentuk  akan menurun  seiring  dengan berjalannya waktu.  Oleh sebab itu pembekuan darah dapat dikurangi dan diatasi dengan menggunakan perlakuan immunoglobulin.
Sayangnya dalam mencegah kasus pembekuan darah akibat vaksinasi Covid-19 penggunaan heparin untuk mencegah pembekuan darah justru  dapat meningkatkan risiko gangguan pembekuan akibat COVID-19 atau vaksin ini.
Sampai saat ini belum ada bukti ilmiah keterkaitan antara kejadian pembekuan darah dengan vaksinasi menggunakan jenis vaksin tertentu namun kita harus mewaspadai kejadian ini sampai secara ilmiah kasus ini dapat dijelaskan.