Keputusan yang diambil  oleh Pangeran Philip ini bukanlah sesuatu yang mudah karena di dalam buku Young Prince Philip: His Turbulent Early Life, pangeran Philip mengungkapkan  :
"Hanya  cintalah yang mengalahkan sega galanya sehingga saya  mengambil keputusan seperti ini. Saya harus merubah gaya hidup saya  dan keputusan yang saya ambil  tidak akan pernah ada jalan baliknya"
Perjalanan  cinta yang cukup panjang ini akhirnya berujung di  perkawinan pada tanggal 20 November 1947 di Westminster Abbey.
Dalam perjalanan perkawinannya kedua pasangan ini tidaklah selalu bersama karena  dunia saat itu memang dilanda berbagai perang yang mengharuskan mereka berdua menjalankan peran dan tugas kerajaannya di tempat berbeda.
Sebagai contoh di era perang Pangeran Philip bertugas  di Timur Juah dalam tugasnya di Royal Navy sementara ratu Elizabeth bertugas mengurusi urusan sosial dan kemanusiaan di Inggris.
Dalam menjalani kesehariannya kedua  pasangan ini sebenarnya menjalani kehidupan yang tidak seperti pasangan normal kerajaan lainnya.
Di era tahun 1950 an  di depan publik Pangeran  Philip selalu berjalan di belakang Ratu Elizabeth.  Disamping itu Ratu Elizabeth tidak menggunakan nama suaminya.
Ketika nenek ratu Elizabeth meninggal di tahun 1960 dan juga di saat bersamaan Perdana Menteri  Inggris Winston Churchill mengundurkan diri, nama belakang Mountbatten-Windsor akhirnya dipakai untuk memberi nama keturunan anak laki lakinya yang tidak mewarisi tahta kerajaan.
Buah cinta mereka menghasilkan 4 anak yaitu pangeran Charles yang dilahirkan di tahun 1948, Putri Anne yang lahir tahun 1950, Pangeran Andrew yang lahir di tahun 1950 dan yang paling bungsu adalah Pangeran Edward yang lahir di tahun 1964.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!