Bulan ini 10 tahun lalu
Syria menabuh Genderang perangÂ
Api kebencian disulut
Nafsu berkuasa dikobarkan
Darah ditumpahkan
@@@@
Kini.....
Ketika nilai kemanusian terinjak injak
Tidak ada yang perduli
Melengos menangguk madu penderitaan
Porak poranda didera peluru kebencian
Uang tidak ada lagi harganya
Jadi selembar kertas penghapus luka
Menderita
Terperosok ke dalam jurang kemiskinan
Tidak lagi memiliki kampung halaman
Mengemis kehidupan dari negara tetangga
Siapa perduli....
@@@@
Penguasa  yang digulingkan tetap tertawa
Perang sipil merajalela
Saling bunuh
Lupa dulu mereka bersaudara
Negara serumpun berpesta pora
Menikmati racun keserakahan
Membunuh warga dan menjual senjata
Polisi dunia  menikmati opera  tragedi kemanusiaan
@@@@
Mengais makanan di sela kerikil  berdebuÂ
Sekedar mencari ganjal kelaparan
Siapa perduli.......
Anak anak kurus kering
Tulang dibalut  kulit
Sekolah sirna
Tidak ada lagi masa depan
Siapa perduli.....
Tersingkirkan
Tidak ada lagi artinya bagi nilai kemanusiaan
Arang derita kian membara
@@@@
Negeri serumpun berpesta ria
Menikmati madu penderitaan
Tertawa terbahak bahak
Menikmati jamuan borjuis  yang hanya jadi mimpi rakyat Syria
Jangan tanya keadilan
Keadilan itu barang mewah
Ini kemanusiaan era milenial
Tragedi kemanusiaan menjelma menjadi kepuasan
Tidak ada yang perduli
Hanya ada seikat nyawa
Tiada ada lagi raga
@@@@
Hati nurani terlanjur  membiru dan membeku
Membungkus aliran darah yang sudah hitam
Membiarkan seonggok nyawa tidak berarti
Membutakan mata
Menutup mata hati
Siapa perduli.......
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H