Produsen Vegan Wool mengklaim bahwa sifat produknya hampir sama dengan wool yang berasal dari domba seperti misalnya mengandung bahan alami antibakteri, sifat mikroskopis dan higroskofis nya sehingga ketika digunakan sensasinya hampir sama  jika dibandingkan dengan menggunakan bahan dari wool asal domba.
Diproduksi dan dipopulerkannya Vegan Wool memang dapat dinilai sebagai langkah cerdik produsen untuk mengambil  celah pasar fashion yang ada saat ini dengan tentunya memanfaatkan sentimen vegan yang kelompoknya sudah cukup banyak.
Pertanyaan yang muncul sekarang apakah pasar dan industri fashion sudah siap menerima produk alternatif ini ? dan bagaimana perkiraan masa depan produk ini serta bagaimana nasib wool tradisional yang diproduksi dari domba?
Melihat perbedaan karakteristik kedua jenis produk wool ini ke depan tampaknya  Vegan Wool tidak akan menjadi ancaman  dan tidak akan menggusur wool asal domba.
Keberadaan serat sintetik yang telah menguasai dunia saat inipun  tidak pernah dapat menggusur kejayaan wool asal domba karena telah mendapatkan posisinya tersendiri di dunia fashion yang sampai saat ini belum tergeser oleh peralihan jaman sekalipun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H