Sebelumnya Intellectual Ventures memang telah mengembangkan Arktek ini dalam beberapa tahun sebelumnya yang ditujukan untuk menyimpan dan mendistribusikan vaksin polio ke tempat tempat terpencil yang tidak memiliki listrik.
Dengan design seperti ini maka kontainer ini dapat mengurangi transfer panas dari luar ke dalam kontainier yang berisi vaksin, sehingga suhu dapat dipertahankan karena peningkatan suhunya sangat lambat.
Di awal tahap pengembangannya Arktek ini hanya mampu menyimpan vaksin pada suhu 2-8oC saja.
Dengan adanya tantangan baru ini yaitu diperlukannya suhu yang sangat dingin (-80oC), para pengembang produk ini mulai memfokuskan perhatiannya pada bagaimana cara memodifikasi Arktek yang sudah ada terutama pada sistem pendinginya yang dikenal sebagai thermal battery.
Apa yang disebut dengan thermal battery ini sebenarnya adalah air beku saja.
Dalam pengembangannya CO2 beku atau yang dikenal dengan dry Ice yang memiliki suhu sekitar -78oC  memang dapat digunakan namun sistem pendingin ini tidak dapat digunakan di wilayah terpencil dimana tidak ada fasilitas listrik dan  fasilitas pembuatan dry ice.
Ditengah kebuntuan ini akhirnya tim pengembang sampai pada ide penggunaaan bahan kimia PCM (phase-change materials). Â PMC berupakan molekul sintetik yang diperuntukkan untuk membekukan dan mencairkan pruduk yang memerlukan suhu tertentu.
Dengan cara mencampurkan alkohol yang telah di denaturasi dengan air dengan komposisi tertentu, akhirnya tim pengembang berhasil menemukan cairan yang akan membeku pada suhu -75oC.
Metode yang dkembangkan ini dapat digunakan untuk menghasilkan ice pack yang didesign untuk temperatur tertentu termasuk ultra low temperature.
Keberhasilan menemukan komposisi thermal battery inilah yang memungkinkan diprokuksinya Arktek yang memungkinkan vaksin dengan spesifikasi penyimpanan ultra low temperature dapat didistribusikan kewilayah terpencil tanpa listrik