Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pupusnya Impian Mendirikan Republik Hongkong

28 Oktober 2020   11:10 Diperbarui: 28 Oktober 2020   11:25 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gelombang gerakan pro demokrasi Hongkong. Photo: WSJ

Anak anak muda bergerak dan berpikir  seolah terlepas dari akar rumput akibat kurang dipahaminya akar budaya yang mendasari keberadaan Hongkong. Mereka  tidak  menyadari bahwa ada kelompok lain yang umumnya kelompok generasi tua yang loyal terhadap negeri leluhurnya yaitu Cina daratan.

Bendera Amerika dikibarkan di tengah gelombang pro demokrasi Hongkong. Photo: Umit Bektas/Reuters
Bendera Amerika dikibarkan di tengah gelombang pro demokrasi Hongkong. Photo: Umit Bektas/Reuters
Hal ini tercermin jelas ketika gerakan pro demokrasi mengalami titik kulminasi.  Saat itu walaupun  negeri Barat yang disponsori oleh Inggris memberikan kesempatan pada tokoh pro demokrasi dan keluarganya keluar dari Hongkong, namun sama sekali tidak ada eksodus.

Setelah gerakan pro demokrasi ini dipadamkan dengan menggunakan undang undang keamanan nasional Hongkong yang baru, negara Barat yang selama ini mendukung gerakan ini kini 'tiarap"  dan seolah melupakan gerakan yang pernah membesar ini.

Negara Barat tau betul bahwa Cina kini merupakan salah satu negara yang memiliki kekuatan ekonomi terbesar di dunia dan bukan lagi negara komunis tirai bambu yang tradisional dan lemah perekonomiannya. Mereka  sadar betul, jika salah langkah mengambil jalan konfrontasi akan berdampak pada perekonomian negaranya.

Pupusnya impian mendirikan Republik Hongkong ini terjadi akibat  pergeseran kepentingan gerakan yang tadinya  didasasi  oleh keinginan kebebasan berpendapat  bergulir menjadi gerakan kemerdekaan.

Gerakan pro demokrasi ini mendapat dukungan internasional karena memperjuangkan demokrasi.  Namun ketika gerakan ini berubah tujuan untuk mendirikan Republik Hongkong, maka dukungan ini dengan cepat melemah.

Sejarah mencatat bahwa suatu  gerakan kemerdekaan tidak pernah berhasil jika tidak didasari oleh  akar kebersamaan budaya, kepentingan bersama, harga diri  dan juga nilai hakiki  perjuangan bersama yang secara alami menjadi kekuatan perjuangan.

Gagalnya pendirian Republik Hongkong membuktikan bahwa gerakan yang didasari oleh keinginan sebagian masyarakat Hongkong yang disiram bahan bakar oleh negara lain yang selama ini mengganggap sebagai "sponsor" dan dan demokrasi dunia, bukanlah gerakan yang kuat.

The party is over, Otoritas Hongkong  kini sedang membersihkan puing puing yang berserakan akibat gelombang besar pro demokrasi yang melanda Hongkong.

Pergeseran misi  perjuangan dari menuntut kebebasan demokrasi menjadi kemerdekaan merupakan "kekeliruan" yang akan tercatat  dalam sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun