Penurunan pendapatan Australia akibat menurunnya mahasiswa Internasional diperkirakan akan mencapai AUD$19 milyar setiap tahunnya sampai paling tidak tiga tahun ke depan.
Dalam tahun ini saja jumlah tenaga kerja yang berkerja di sektor pendidikan tinggi yang mengalami pemutusan hubungan kerja akan mencapai 12.500 orang akibat terdampak penurunan mahasiswa Internasional.
Merasa Dieksploitasi
Sikap dan persepsi umum mahasiswa internasional yang ada di Australia umumnya merasa diekspoitasi mengingat sebelum pandemi keberadaan mahasiswa internasional di Australia didewa-dewakan karena berkontribusi besar dalam perekonomian.
Namun ketika pandemi, mahasiswa internasional terimbas sikap pemerintah dan sebagian masyarakat Asutralia yang memusuhi mahasiswa Internasional melalui sikap bermusuhan dan rasisme.
Hasil survey yang dilakukan oleh Migrants Worker Justice Initiative menunjukkan bahwa sebanyak 59% responden yang berjumlah 5000 mahasiswa internasional menyatakan tidak lagi merekomendasikan Australia sebagai tempat dan tujuan studi.
Persentasi ini semakin tinggi di kalangan mahasiswa Cina dan Nepal, dua negara yang memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Australia. Angka di kalangan mahasiswa Cina mencapai 76% dan di kalangan mahasiswa Nepal mencapai 69% yang menyatakan tidak merekomendasikan studi di Australia.
Bulan madu mahasiswa internasional di Australia memang tampaknya sudah usai. Prediksi bahwa penurunan jumlah mahasiswa internasional di Australia akan segera pulih dengan berakhirnya pandemi corona ini tampaknya tidak akan terjadi.
Kalaupun terjadi pemulihan jumlah mahasiswa internasional maka jumlahnya tidak akan pernah mencapai puncak jayanya.
Mahasiswa internasional Australia terutama yang berasal dari Asia memang sudah terluka dengan sikap pemerintah dan sebagian masyarakat Australia melalui tindakan rasisme.
Australia memang dalam perjalanan sejarahnya selalu menempatkan dirinya dalam dua dunia. Jika menyangkut kepentingan hak asasi manusia dan solidaritas akan selalu mengambil sikap sehaluan dengan Amerika dan Eropa atas dasar white supremacy-nya, namun jika menyangkut masalah ekonomi dan kehidupannya Australia akan menyatakan negaranya merupakan bagian dari Asia.
Sikap ambigu seperti inilah yang membuat Australia tidak akan pernah diterima dengan lapang dada sebagai bagian dari Asia oleh negara negara di Asia.