Muhyiddin memang telah berhasil menelikung Mahathir dengan membentuk koalisi baru yang menjadikannya menjadi Perdana Menteri 7 bulan yang lalu. Namun Anwar Ibrahim mengklaim bahwa partai pendukung Muhyiddin tidak puas atas kinerjanya sehingga diduga kuat akan membelot.
Situasi politik Malaysia minggu ini memang semakin panas karena hasil pemilu di negara bagian Sabah dimenangkan oleh partai pendukung Muhyiddin.
Pemilu di Sabah ini dapat dianggap sebagai referendum atas pemerintahan Muhyiddin dan kemenangan partai pendukungnya ini tentunya akan sedikit memperkuat posisi Muhyiddin yang tengah berada dalam ancaman kelompok pendukung Anwar Ibrahim yang setiap saat akan menantangnya.
Dengan kemenangan ini Muhyiddin mungkin saja sedikit dapat bernafas lega karena partai mendukungnya kini memperoleh 38 kursi dari total 73 kursi di parlemen. Namun tipisnya dukungan ini menempatkan pemerintahannya setiap saat berada dalam ancaman kejatuhan jika ada partai politik pendukungnya tidak puas dan membelot.
Dengan kemenangan ini Muhyiddin dapat saja membantah bahwa klaim Anwar Ibrahim tidak benar, namun tetap saja pemerintahnya selalu dalam ancaman kejatuhan.
Pandemi Korona menghantam hebat perekonomian Malaysia yang cepat atau lambat akan juga memberikan tekanan lagi pada pemerintahannya.
Stimulus ekonomi yang dikeluarkan pemerintahannya sebesar US$ 73.16 milyar dan tambahan insentif lainnya yang diumumkannya beberapa hari sebelum pemilu di Sabah kemungkinan besar tidak dapat menahan laju kejatuhan perekonomian Malaysia menuju resesi akibat pandemi ini.
Mahathir yang sangat rajin berguru pada Pak Harto di masa jayanya memang telah berhasil membawa Malaysia ke tingkat kejayaan, dengan cara membuat rakyat Malaysia "kenyang" karena kesejahteraannya terjamin. Namun Mahathir lupa bahwa kenyang saja tidak cukup bagi rakyat Malaysia. Rakyat Malaysia haus akan hak kebebasan berpolitik.
Pemerintahan dinasti partai UMNO yang sudah bercokol sangat lama di Malaysia ternyata tumbang karena kerinduan rakyat Malaysia akan politik yang bebas.
Sebagaimana reformasi yang bergulir di Indonesia, kotak pandora politik bebas di Malaysia sudah terbuka dan tidak ada jalan balik lagi untuk memberlakukan kekangan politik bagi rakyat Malaysia.
Sampai hari ini ke mana arah gonjang ganjing perpolitikan Malaysia sangat sulit ditebak karena kekuatan kedua kubu hampir sangat kuat. Dalam situasi seperti ini ditambah dengan keterpurukan perekonomian Malaysia bukan tidak mungkin Malaysia akan terjatuh pada jurang yang berujung pada krisis politik.