Bolton mengungkapkan bahwa dia menerima memo dari Mike Pampeo setelah Trump bertemu dengan pimpinan Korea Utaran Kim Jong Un yang isinya menyatakan "He is so full of Shit". Â Dan dipertemuan yang kedua dengan pimpinan Korea Utara Mike Pampeo menyatakan " Zero probability od success".
Bolton dalam bukunya juga seolah ingin mengungkap minimnya pengetahuan Trump sebagai presiden, karena Tump menyatakan bahwa Finlandia itu merupakan bagian dari Rusia.  Minimnya pengetahuan Trump ini juga terungkap  dari percakapan Trump dengan mantan Perdana Menteri Inggris Theresa May dengan menyatakan "Oh, are you a nuclear power?
Terakhir yang diungkapkan oleh Bolton yang merupakan bagian dari buku yang  kontroversil adalah penyataan Trump yang dimuat Washington Post bahwa Trump menyatakan bahwa "sangat menarik jika Amerika melakukan invasi ke Venezuela karena negara ini memang bagian dari Amerika"
Jika dilihat dari isi bukunya dan juga timing peluncurannya yang dilakukan di saat Trump akan mulai kampanyenya untuk jabatan presiden yang kedua kalinya ini, dapat dikatakan bahwa peluncuran buku ini merupakan tindakan "balas dendam"  Bolton atas pemecatan dirinya dan menginginkan Trump merasakan dampak dari apa yang ditulisnya.
Terlepas dari akurasi apa yang ditulis oleh Bolton dalam bukunya yang kini masih dalam tahap sengketa dengan Trump, buku yang ditulis oleh Bolton yang diklaimnya sebagai saksi mata memang terlanjur menjadi kontroversi. Â
Namun di lain pihak sikap Bolton mempublikasikan hal yang bersifat rahasia yang merupakan bagian dari sumpah jabatan Bolton dapat saja menjadi bumerang  bagi dirinya yang akan dicap sebagai "pengkhianat".
Rencana penerbitan buku senilai US$21 juta ini dapat saja kandas pada tahap hukum berikutnya yang masih berlangsung jika Bolton dianggap membocorkan rahasia negara dan melanggar kontrak dalam proses penerbitan buku yang sudah menjadi isu hangat di tengah masyarakat Amerika dan dunia sebelum diterbitkan.