Sebagai contoh di Inggris dari hasil tes yang telah dilakukan jumlah orang yang positif dan menunjukkan gejala hanya 29% saja, artinya sebagian besar tergolong kelompok OTG.
Data lain yang juga dari hasil contact tracing menunjukkan bahwa OTG jarang sekali menjadi sumber penularan.  Penularan terjadi jika orang yang terpapar Covid-19 in mulai menunjukan gelaja ringan.
Orang yang terpapar Covid-19 ini setelah 3 hari dari mulai timbulnya  gejala baru akan terdeteksi virus di tubuhnya dalam jumlah yang memadai dan mulai berperan dalam penyebaran virus ini, terutama sehari sebelum timbulnya gejala dan sesudah timbulnya gejala.
Jadi sebenarnya menurut pakar kesahatan ini fase yang paling krusial dalam penyebaran virus ini adalah fase sebelum timbulnya gejala dan disinlah pentingnya melacak penderita ini yang masuk kategori ini dan mengisolasinya.
Menurut pakar virology orang yang menurut hasil tes positif tidak dapat menggambarkan seberapa besar jumlah virus yang ada di dalam tubuhnya. Namun penderita yang batuk dan bersin lah yang paling berperan dlam penyebaran virus ini.
Sampai saat ini dari berbagai hasil penelitian peran OTG dalam penyebaran covid-19 ini belum jelas, namun dengan memahami penyebaran virus ini tampaknya OTG berperan lebih kecil jika dibanding dengan peran orang yang sudah menunjukkan gejala karena penyebaran utama dari virus ini adalah melalui droplet.
Dalam situasi yang tidak pasti inilah  WHO menganjurkan kita semua  untuk memakai masker dalam menjalani aktivitasnya dan mencuci  tangan untuk mencegah penyebaran Covid-19 ini.
Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H