Penyebaran virus korona yang sangat cepat dan masih menimbulkan pertanyaan dikalangan  pada pakar kesehatan apakah virus ini dapat disebarkan melalui udara atau dikenal sebagai airborne disease?
Sampai saat ini penyebaran virus korona diketahui  sebagian besar melalui droplet yang yang dikeluarkan oleh penderita ketika bersin dan batuk.Â
Menurut pakar kesehatan sekali batuk seseorang dapat mengeluarkan sekitar 3000 droplet, sedangkan jika bersin akan menghasilkan lebih banyak lagi yaitu sekitar 10.000 droplet.
Setelah dikeluarkan droplet ini selanjutnya dapat terhirup oleh orang lain yang berada disekitarnya melalui udara atau jauh ke sekitarnya seperti ke permukaan tanah  atau pun ke permukaan  benda benda yang berada di sekitar orang yang batuk dan bersin tersebut.
Penyebaran melalui droplet ini memang hanya dapat terjadi dalam waktu yang singkat dan jarak sebarnya sangat terbatas.  Jadi jika dilakukan tindakan social distancing, maka droplet ini akan jatuh  tanah ataupun permukaan  benda yang ada di sekitarnya karena adanya gravitasi ,
Dengan memahami mekanisme penyebaran  ini, tentunya penggunaan masker baik bagi penderita maupun orang yang belum tertular akan sangat vital dalam mengurangi penyebaran virus ini.
Cara yang paling umum penyebaran virus korona melalui droplet ini memungkinkan virus yang ada di permukaan selanjutnya tersentuh oleh orang lain dan  selanjutnya masuk ke dalam tubuhnya ketika dia  menyentuh mulut, hidung atau  menggosok mata
Petanyaan yang muncul sekarang adalah berapa lama virus korona ini dapat bertahan di luar tubuh sehingga dapat dicegah penyebarannya?
Hasil penelitian yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine menunjukkan  bahwa daya tahan virus ini di luar tubuh sangat singkat hanya beberapa detik saja namun juga ada laporan hasil penelitian yang menyebutkan virus ini dapat bertahan sekitar 2-3 jam setelah dikeluarkan melalui droplet yang keluarkan saat batuk dan bersin.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa orang yang berada pada jarak sampai dengan 2 meter akan dapat tertular virus ini melalui droplet penderita yang ada  di sekitarnya melalui batuk dan bersin. Hal lain yang sangat mengejutkan adalah droplet ini dapat tersebar dari bersin dan batuk sampai dengan jarak 60 meter.
Hal lain yang perlu kita ketahui adalah ketika penderia bersin dan batuk droplet yang dihasilkan ada dua macam yaitu droplet dalam ukuran umum dan droplet dalam ukuran sangat kecil.
Menutur para peneliti dari Princeton University, University of California Los Angeles (UCLA) dan  the US research agency, serta the National Institutes of Health (NIH) penyebaran virus melalui droplet ukuran sangat kecil yang dikenal dengan fenomena "aerosol" ini kemungkinannya sangat kecil terjadi.
Namun jika hal ini terjadi maka virus korona yang ada di droplet sangat kecil ini akan dapat bertahan beberapa jam jika kondisi sekitarnya memungkinkan, seperti udara terbuka, suhu yang tepat dan kecepatan angin yang mendukungnya.
Penelitian penyebaran virus korona melalui  doplet kecil ini memang masih dalam tahap penelitian  laboratorium.  Namun pada kenyataannya bahwa data empiris yang didapat di rumah sakit menunjukkan hypothesis bahwa virus korona dapat disebatkan melalui udara melalui droplet sangat kecil ini masih belum terbukti.
Para pakar kesehatan sampai saat ini masih belum menyepakati seberapa lama virus yang keluar dari droplet melalui bersin dan batuk ini dapat bertahan di permukaan tanah dan benda benda di sekitarnya terutama jika tidak dilakukan sterilisasi lingkungan.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa daya tahan virus ini di luar tubuh manusia cukup mengkhawatirkan kita semua.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh the National Institutes of Health (NIH) Â menunjukkan bahwa virus ini dapat bertahan di luar tubuh manusia antara 24 jam sampai dengan tiga hari di pemukaan benda yang terbuat dari plastik dan stainless steel.
Hasil penelitian lainnya yang juga dilakukan oleh the National Institutes of Health (NIH) menunjukkan bahwa virus ini kemungkinan kecil ditularkan melalui pakaian karena virus ini kurang tahan berada di permukaan fiber yang berpori.
Jalur lain yang diduga merupakan cara lain menyebaran virus ini adalah melalui feces. Hasil penelitian menunjukkan bahwa virus ini dapat masuk ke saluran pencernaan dan dikeluarkan melalui feses. Walaupun cara ini bukan merupakan cara penyebaran virus yang utama, kita juga harus mewaspadai bahwa virus ini dapat juga ditularkan melalui feses.
Oleh sebab itu sangat penting sekali selalu mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan setiap kita selesai buang air kecil maupun buang air besar.
Dengan mengetahui cara penyebaran virus korona ini mengingatkan kita semua  bahwa kita perlu lebih mewaspadai untuk tidak menyentuh permukaan benda benda di sekitar di tempat umum ataupun di tempat yang diduga ada di wilayah penyebaran virus korona.
Disamping itu fenomena ini menyadarkan bagi kita semua betapa pentingnya untuk berhati hati tidak menyentuh permukaan benda benda yang ada di tempat umum dan juga melakukan proteksi diri berupa pemakaian masker dan juga mencuci tangan dengan sabun atau disinfektan  yang mengandung 60-70 alkohol ataupun mencuci peralatan rumah dengan bahan bleaching.
Berdasarkan berbagai cara penyebaran virus korona yang telah diuraikan di atas, maka sampai saat ini cara yang paling efektif dalam mencegah penyebaran virus ini adalah melakukan social  distancing, menghindari kerumunan, memakai masker dan menjaga hienis  pribadi dan keluarga.
Semoga kita semua dapat terhindar dan pandemik ini dapat segera diatasi, amiiin
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H