Di era penggunaan antibiotik yang sangat intensif kekhawatiran akan munculnya superbug yang resisten terhadap antibiotik dan mematikan kini mulai menjadi kenyataan. Â
Kini perhatian dunia terfokus pada Candida auris yang ditemukan sekitar 10 tahun yang lalu  tepatnya tahun 2009 lalu di Tokyo Metropolitan Geriatric Hospital. Saat itu Candida auris ditemukan pada lubang telinga seorang pasien.
Sejak itu perhatian dunia terfokus  pada jamur yang mematikan ini karena ternyata resisten terhadap obat obatan yang ada, sehingga jamur ini dikategorikan sebagai superbug yang sulit ditanggulangi.
Kekhawatiran dunia memang cukup beralasan karena sejak ditemukannya Candida auris ini telah terjadi ledakan kasus di berbagai negara di seluruh dunia.  Sebaran kasus ini  meliputi Amerika,  Eropa Utara, Inggris, Afrika Utara, Amerika Latin, Australia,  Timur Tengah, Tiongkok, India serta wilayah ASEAN.
Hal yang sangat mengkhawatirkan pakar epidemilogi  adalah ternyata suhu panas menjadi pemicu meledaknya kasus infeksi Candida auris ini.
Jamur pada umumnya hidup di bawah tanah yang suhunya lebih sejuk, namun peningkatan  suhu global menyebabkannya dapat beradaptasi terhadap peningkatan suhu. Suhu tubuh manusia yang berkisar antara 36-37oC merupakan tempat yang sangat ideal bagi Candida auris ini untuk berkembang biak.
![penampakan Candida auris. Sumber: Getty images](https://assets.kompasiana.com/items/album/2019/08/20/candida1-5d5b54c00d823002a668b9e2.jpeg?t=o&v=770)
Perlu waspada
Candida auris ini akan menyebabkan infeksi pembuluh darah, sistem pernafasan, kulit, organ dalam  dan juga sistem syarat pusat.
Jika telah terjadi infeksi, maka harus ditangani secara serius karena data empiris menunjukkan bahwa 60% pasien yang terserang Candida auris ini mengalami kematian.Â
Hal lain yang justru sangat mengkhawatirkan adalah Candida auris ini resisten terhadap obat obatan sehingga pasien yang terserang sangat sulit untuk ditangani.
Seringkali infeksi yang disebabkan Candida auris ini salah didiagnosa sebagai infeksi biasa sehingga menyebabkan parahnya kasus ini karena pasien sakitnya semakin parah karena terlambat didiagnosa secara tepat.
Sulitnya mendeteksi penyebaran Candida auris ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan superbug ini demikian cepatnya menyebar di berbagai belahan dunia.
Para pakar menduga bahwa salah satu pusat penyebaran Candida auris ini adalah rumah sakit.  Oleh sebab itu standar kebersihan rumah sakit harus benar benar ditingkatkan.
Disamping itu ternyata orang yang biasa mengkonsumsi antibiotik lebih rentan terhadap serangan Candida auris ini karena, antibiotik mematikan mikroorganisme lainnya di dalam tubuh yang justru menjadi pertahanan alami terbadap Candida auris ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Candida auris ini resisten terhadap obat anti jamur pada umumnya seperti misalnya fluconazole
Para pakar menduga peningkatan suhu global merupakan salah satu faktor pemicu merebaknya kasus infeksi akibat Candida auris ini.
Karakteristik Candida auris yang tahan banting ini menyebabkan jamur ini sulit dibasmi dengan disinfektan dan juga detergen yang selama ini digunakan sebagai pencegahan penyebaran jamur sehingga dapat bertahan lama di permukaan lantai dan benda benda lainnya.
Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang berpenduduk padat tentunya perlu mewaspasi penyebaran Candida auris yang semakin cepat ini. Â Berbagai kasus susah ditemukan di negara ASEAN Â lainnya termasuk di Serawak.
Keterlambatan mengantisipasi penyebaran superbug ini tentunya kan berakibat fatal bagi Indonesia dalam menangani superbug ini jika pada akhirnya akan sampai di Indonesia.
Rujukan: satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI