Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ketika Kopi Terancam Punah dari Pemukaan Bumi

21 Januari 2019   13:57 Diperbarui: 21 Januari 2019   13:59 280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kopi Arabika. Sumber: Hirt's Gardens

Rasanya dunia tidak dapat dipisahkan dari kopi, karena sebagai gambaran saja angka ekspor  kopi Arabika dunia mencapai US$ 14 milyar per tahunnya, belum lagi jenis kopi Robusta dan lainnya. Lima yang tercatat sebagai penghasil kopi top dunia adalah Brazil, Vietnam, Kolumbia, Indonesia dan Ethopia (sumber).

70% produksi kopi dunia adalah jenis kopi Arabika yang memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan sisanya adalah kopi Robusta yang  disamping lebih murah juga lebih mudah menanamnya dan memeliharanya.

Kopi Arabika. Sumber: Hirt's Gardens
Kopi Arabika. Sumber: Hirt's Gardens
Kopi Rubusta. Sumber: EnjoyJava!
Kopi Rubusta. Sumber: EnjoyJava!
Namun tampaknya para penyeruput kopi fanatik harus bersedih memikirkan masa depan tumbuhan kegemaran mereka karena ternyata banyak jenis kopi yang akan punah dari pemukaan bumi ini.

Tidak banyak diantara kita yang mengetahui bahwa ada sebanyak  124 jenis kopi yang ada di muka bumi ini, namun  hanya ada  dua jenis kopi yang paling umum  dinikmati Arabica (Coffea arabica) and Robusta (Coffea canephora).

Salah satu Perkebunan kopi di Bali. Photo: vacationstobali.com
Salah satu Perkebunan kopi di Bali. Photo: vacationstobali.com
Salah satu jenis kopi liar. Sumber: Forests and Wetlands
Salah satu jenis kopi liar. Sumber: Forests and Wetlands
Sebagian besar dari 122 jenis kopi tersebut tumbuh liar di alamnya dan memang tidak semua jenis kopi tersebut tidak seenak Robusta dan Arabica, namun dari segi pelestarian kopi, materi genetik kopi liar ini sangat penting.

Materi genetik kopi liar ini sangat diperlukan agar kopi dapat bertahan di muka bumi untuk menghadapi perubahan iklim yang semakin memburuk di masa mendatang dan berbagai penyakit yang diprediksi akan muncul sebagai akibat dari perubahan iklim ini. Sebagian besar kopi liar tumbuh di hutan di Afrika, pulau Madagaskar, India, Sri Langka dan Australia.

Sekitar 100 jenis kopi yang ada di dunia ini tumbuh secara alami di hutan hutan termasuk kopi Robusta dan Arabika.

Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa 60% dari 124 jenis kopi yang ada di muka bumi ini sudah dalam status langka dan bahkan diantaranya sangat langka.  Artinya jika tidak daiambil langkah pelestariannya, maka jenis kopi ini akan musnah dari muka bumi ini.

Hasil penelitian yabng dipublikasikan di the journal, Science Advances menunjukkan bahwa upaya dunia untuk menahan laju kemunahan kopi ini masih belum memadai karena tercatat 75 jenis kopi liar terancam punah.

Didamping itu studi yang dipublikasikan di Global Change Biology memprediksi bahwa pada tahun 2088 mendatang 50% dari jenis kopi liar yang ada di dunia ini akan punah terutama akibat terjadinya perubahan iklim yang membuat kopi tidak dapat lagi tumbuh secara alami di habitatnya.

Secara teknis upaya pelestarian benih kopi ternyata memiliki kendala tersendiri karena 40% dari benih kopi yang ada  tidak dapat bertahan pada suhu sangat rendah sebagai bagian dari prosedur penyimpanan benih kopi dalam jangka panjang jika benihnya akan di simpan di bank benih.

Kini dunia harus mencari jalan keluar agar jenis kopi liar tidak musnah dari permukaan bumi dan tentunya tidak ada yang berharap di dunia ini nantinya hanya ada tinggal 2 jenis kopi saja yaitu Arabika dan Robusta.

Kini kopi hitamnya kopi terasa lebih pahit bagi pengeyuput fanatiknya karena ancaman punahnya kopi ini ditengah tengah pemanasan global dan perubahan iklim yang tengah melanda dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun