Mohon tunggu...
Ronny Rachman Noor
Ronny Rachman Noor Mohon Tunggu... Lainnya - Geneticist

Pemerhati Pendidikan dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jejak Rasisme 90 Tahun Komik Tintin

11 Januari 2019   08:15 Diperbarui: 11 Januari 2019   20:01 749
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adegan di Tintin in Congo. Sumber: Tintin

Tidak hanya sampai disitu saya digambarkan Tintin dan Haddock berpetualang di Timur Tengah, mereka menyamar dengan menggunakan pakaian khas Arab.  Ketika kedok penyamarannya terbuka oleh seorang wanita, Haddock sangat marah dan berteriak "Tidak bisakah kau berbicara bahasa Prancis seperti orang lain?"

Salat satu adegan di l The Red Sea Sharks. Sumber: Theglobeandmail.com
Salat satu adegan di l The Red Sea Sharks. Sumber: Theglobeandmail.com
Dalam perkembangannya beberapa adengan dalam komik yang bersifat rasis kini sudah direvisi dan diganti.  Sebagai contoh adengan Tintin di depan sekolah misionaris dalam seri cerita Tintin in  Congo kini diganti sebagai adegan Tintin mengajar matematika.

Demikian juga dalam cerita Tintin in Amerika di salah satu adengan dimana aslinya sebuah bangunan dijaga oleh penjaga berkulit hitam dengan bibir tebal kini sudah diganti dengan penjaga berkulit putih.

Adegan yang telah direvisi. Sumber: Theglobeandmail.com
Adegan yang telah direvisi. Sumber: Theglobeandmail.com
Terlepas dari beberapa noda rasisme, komik Tintin memang harus diakui berhasil merebut hati pembacanya dan merasuki jiwa pembacanya.  Gambar gambar adegan kartun yang sederhana namun penuh makna membuat komik Tintin memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh komik lainnya.

Karya grafis komik Tintin yang sederhana namun penuh makna membua Tintin di gemari pembacanya. Sumber: Little, Brown
Karya grafis komik Tintin yang sederhana namun penuh makna membua Tintin di gemari pembacanya. Sumber: Little, Brown
Terkait dengan pendapat bahwa komik Tintin rasis memang banyak kalangan masih berbeda pendapat dan pandangan dan tampaknya hal ini  akan terus menjadi isu yang kontroversial. Namun yang jelas karya Herge sebanyak 24 seri komik Tintin ini  kini telah mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar komik dunia.

Selamat Utang Tahun Tintin.

Rujukan: Satu, Dua, Tiga, Empat, Lima, Enam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun