Hal yang sangat disayangkan adalah  nelayan di Jepang, Korea Selatan dan Mexico seringkali menangkap tuna sirip biru ini sebelum mencapai usia dewasa kelamin, sehingga berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup tuna sirip biru ini.
Disamping itu ternyata tuna sirip biru ini sangat sulit dibudidayakan di luar habitat liarnya karena sangat sensifif terhadap cahaya dan bunyi. Â Sehingga walaupun ada upaya untuk membudidayakan tuna sirip biru ini di beberapa negara termasuk Australia, ikan ini sangat jarang memijah dan berkembang biak.
Disamping itu tingkah laku berenang ikan tuna sirip biru yang meluncur dengan kecepatan tinggi seperti  torpedo ini sangat sulit dibudidayakan karena sering kali mengalami kematian karena menabrak  jaring ataupun langka ikan tempat memelihara ikan ini.
Saat ini populasi tuna biru asal Pasifik memang tampaknya sudah dalam keadaan kritis karena diperkirakan populasi nya  sudah berkurang sebanyak 96% jika dibandingkan era sebelum diadakan penangkapan besar besaran tuna sirip biru ini.
Upaya pelestarian tuna sirip biru ini memang sudah disepakati dunia termasuk Jepang dengan target menaikkan populasinya sebesar 20% di tahun 2034 mendatang.
Semoga manusia dan tuna sirip biru ini dapat hidup berdampingan secara lebih harmonis.
Rujukan:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H