Kembali kepada feneomena meneruskan berbagai berita terkait gempa dengan tentunya juga diembel embeli dengan  menempelkan instansi terakit seperti LIPI dan Badan Geologi dan Kegempaan Nasional  sebagai sumber berita yang seolah olah dapat memastikan kapan terjadinya  gempa dan tsunami tentunya justru akan meresahkan masyarakat.
Indonesia yang dikenal sebagai wilayah "Ring of Fire" sudah pasti rawan gempa dan hampir setiap saat terjadi gempa dengan skala kecil, namun gempa dengan skala besar tetap saja tidak dapat dipastikan kapan terjadinya.
Berhentilan menjadi pakar dadakan gempa dan tsunami jika kita bukan seorang ahli yang mendalam ilmu ini.  Percayalah dengan meneruskan berbagai berita ini secara bertubi tubi tanpa membacanya dengan baik dan menggunakan logika dan memberi komentar yang kurang pas, justru membuat seseorang  terlihat sangat bodoh.
Kembali terkait berita yang diteruskan oleh seorang guru besar terkait kolam renang yang airnya bergerak di Surabaya, salah seorang guru besar yang keponakan adalah wartawan melakukan cek kebenaran berita tersebut.Â
Hasil investigasi ternyata air kolam tersebut sengaja dibuat berombak untuk latihan taruna angkatan darat di Surabaya. Andai saja yang meneruskan berika memakai logika bahwa air yang bergerak itu memerlukan energi dan jika energi itu merupakan penjalaran gempa, sudah dipastikan orang yang ada di sekitar kolam merasakan gerakan tersebut.
Berhentilah menjadi tukang pos berita berita yang tidak jelas kebenarannya, karena dengan melakukan hal tersebut seseorang bukan terlihat pintar justru sebaliknya  kelihatan sekali kebodohannya dan betambah dosanya karena telah  membuat masyarakat resah.